Mohon tunggu...
Aniatus Sofiyah
Aniatus Sofiyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi IAIN Jember

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengupas Pemikiran Filsafat Pendidikan Perenialisme

20 Mei 2020   16:26 Diperbarui: 20 Mei 2020   16:30 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oke pada artikel ini, kita akan sedikit mengulas tentang filsafat pendidikan perennialisme. Apa sih filsafat pendidikan perennialisme itu?

Perennialisme sendiri berasal dari kata perenial yang diartikan sebagai sesuatu yang kekal, abadi, atau juga dapat diartikan sesuatu yang tidak dapat berakhir. Aliran filsafat ini berpeang atau berlandaskan pada norma atau nilai yang sifatnya abadi.  Aliran perennialisme memiliki pendapat bahwa suatu pendidikan itu harus berdasarkan nilai budaya masa lampau.

Aliran ini memiliki ciri khusus pertama, dengan menggunakan jalan regresif yang diartikan dengan kembali kepada nilai dan prinsip dasar pendidikan masa Yunani Kuno dan abad pertengahan, kedua bahwa realitas itu memiliki tujuan, ketiga bahwa belajar diartikan sebagai disiplin mental, keempat bahwa kenyataan itu letaknya dibalik alam, penuh kedamaian dan transendental.

Menurut perennialisme, zaman lampau atau masa lalu haruslah terus diabadikan, karena zaman modern telah memberikan pengaruh yang buruk kepada manusia baik dari tingkah laku atau kebiasaan yang tidak sesuai dengan kebiasaan terdahulu. Jadi aliran ini mengajak untuk kembali kepada budaya lama.

Perennialisme memiliki pandangan bahwa pendidikan diartikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan suatu keadaan manusia sekarang ke budaya yang ideal. Aliran ini menentang aliran progresivisme yang lebih menekankan pada perubahan dan sesuatu hal yang baru.

Pemikiran tokoh

1. Robert Maynard Hutchins

Ia lahir 17 Januari 1899 dan seorang filsuf pendidikan dari Amerika. Ia memiliki pandangan bahwa pendidikan itu harus dapat menumbuhkan kecerdasan dan pengembangan, jadi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kekuatan berpikir, hal ini karena menurutnya pendidikan yang ideal itu adalah yang mampu untuk mengembangkan daya intelektual dari dalam diri individu yang dapat dilakukan dengan membaca dan membahas isi suatu buku pengetahuan. Ia juga berpandangan bahwa pendidikan itu sifatnya universal atau menyeluruh karena terdiri dari berbagai aspek dan menurutnya pendidikan menerapkan pengajaran seperti guru yang menerapkan pengetahuannya melalui pengajaran, serta pengajaran menerapkan pengetahuan.

2. Mortimer Danortimer Adler

Ia lahir 28 Desember 1902 di Amerika Serikat dan mneinggal 28 Juni 2001. Ia memiliki pandanga dalam pendidikan bahwa kemampuan individu itu berasal dari kebiasaan yang disempurnakan menjadi kebiasaan yang baik yang dapat membantu atau bermanfaat untuk orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dan menurutnya pendidikan itu memiliki sebuah tujuan untuk dapat mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu yaitu dengan cara pembiasaan, latihan dan praktek langsung. Jadi pendidikan itu bertujuan untuk mencetak atau menghasilakan kepridaan individu secara optimal dengan mengembangkan bakat yang dimilikinya.

Terima kasih semoga dapat memberikan manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun