Mohon tunggu...
NieNie
NieNie Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar Berbagi

Just ordinary and simple

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Maafkanlah

24 April 2022   11:44 Diperbarui: 24 April 2022   11:45 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi Lebaran. Momen yang sangat dinantikan bagi kita yang menunaikan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Beberapa di antara kita sudah mulai mengirimkan parcel lebaran, lengkap dengan kartu atau ucapan lebaran. Atau bahkan mulai merancang-rancang kartu atau ucapan lebaran yang "khas" sehingga akan lebih mewarnai hari lebaran nanti.

Di setiap momen lebaran, kita pasti akan memberikan ucapan selamat merayakan dan mohon maaf lahir dan batin. Saya juga termasuk yang merayakan dan tidak lupa pada hari menjelang atau saat lebaran tiba, saya sibuk mengirimkan ucapan ini melalui berbagai media yang saat ini sangat mudah digunakan dan langsung diterima oleh orang yang dituju.

Merenungi pengalaman yang telah berlalu, ada satu hal yang saya sadari. Saya sibuk minta maaf lahir dan batin kepada keluarga, kolega, rekan dan semua orang, namun saya melewatkan hal yang saya bisa lakukan setiap saat. Hal yang bisa dilakukan tanpa perlu menunggu momen-momen tertentu. Saya lupa untuk memaafkan (lahir dan batin) diri saya sendiri. Yah, diri sendiri. Terkadang saya baru tersadar untuk memaafkan diri sendiri pada saat kena masalah atau sedang stress, ha..ha..

Menyayangi diri sendiri adalah bagian penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas diri kita, memperkuat karakter positif kita, menghargai diri kita sendiri dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyayangi diri kita sendiri. Kalau kita mencoba mencari dari berbagai referensi atau literature, pasti deh akan ketemu banyak sekali tips dan cara untuk menyayangi diri kita. Tinggal kita mau pilih cara yang mana dan yang cocok.

Namun salah satu cara yang sangat penting untuk menyayangi diri kita adalah memaafkan diri kita sendiri. Malah menurut saya ini adalah fondasi atau dasar sebelum melakukan cara-cara lainnya. Menjadi penting menurut saya karena ini adalah sebuah proses, yang mencakup refleksi diri, menyadari, memaklumi dan akhirnya memotivasi diri sendiri.

Apakah tidak cukup dengan menyesal atau merasa bersalah ? Menurut saya tidak ada yang salah dengan menyesal atau merasa bersalah, walaupun mungkin ada beberapa pendapat yang tidak menganjurkan untuk menyesal karena bisa berdampak negatif. Menyesal dapat dijadikan bagian awal dari proses diri kita untuk memaafkan diri kita. Nah, kembali tergantung pada diri kita juga, mau tetap di tahap awal, atau mau untuk melanjutkan petualangan menuju pemaafan diri? Apakah kita merasa cukup hanya sampai tahap menyesal?

Kita bisa coba ingat atau bayangkan saat kita bekerja atau berinteraksi dengan orang lain. Misalnya saja bekerja di kantor. Kemudian kita melakukan kesalahan. Saat atasan dan rekan kita kemudian menganggap kesalahan kita tidak termaafkan, apa yang terjadi pada kita? 

Saya yakin kita akan merasa demotivasi dan merasa tidak berguna. Atau ada yang berjuang mempertahankan diri sehingga konflik yang ada semakin tidak terselesaikan, suasana kerja menjadi semakin tidak nyaman. Namun apa yang terjadi jika atasan dan rekan kerja kita memaafkan kesalahan kita dan meminta kita untuk lebih berhati-hati lagi? Kita akan merasa lebih dihargai dan diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Sama hal nya dengan diri kita sendiri. Menyesal atas apa yang telah kita lakukan atau atas apa yang telah terjadi, namun kita tidak berusaha memaafkan diri kita, akan semakin membuat kita merasa tidak berguna, kehilangan arah, kehilangan semangat dan demotivasi. Namun ketika paling tidak berusaha memaafkan diri kita, kita akan melakukan proses dari tahap menyesal sampai ke proses memberikan kesempatan diri kita untuk perbaikan.

Memaafkan diri kita sendiri juga adalah bagian dari penyembuhan, self-healing. Memaafkan adalah hal yang sangat sederhana, namun sangat powerful untuk diri kita. Mungkin beberapa dari kita akan merasa sulit untuk dimulai. Buat saya, yang penting harus diawali dengan niat dan kemauan. 

Memaafkan diri kita adalah momen dimana kita bicara dengan diri kita sendiri, toh tidak ada orang lain yang mendengar, ha..ha.. Jujur pada diri kita dan jalani apa yang kita rasakan sebagai bagian dari proses selanjutnya. Maafkanlah diri kita, jangan berlama-lama menyalahkan diri sendiri karena kita pun adalah insan yang layak untuk berbuat salah dan dimaafkan. Dan kemudian melangkahlah untuk sesuatu perbaikan yang membuat kita semakin menuju apa yang kita inginkan. Bagaimanapun kita diciptakan untuk hidup bersosialisasi.

Selalu ada kesempatan untuk memaafkan diri. Tidak perlu harus menunggu momen tertentu karena diri kita adalah istimewa.

Nie, 24Apr2022 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun