Mohon tunggu...
NieNie
NieNie Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar Berbagi

Just ordinary and simple

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suatu Hari yang Tak Diinginkan

6 April 2022   09:16 Diperbarui: 6 April 2022   09:21 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pernah mengalami hari buruk? Tiba-tiba dapat berita yang tidak menyenangkan atau tidak diharapkan. Kemudian diikuti dengan berbagai respon. 

Shock atau kaget, tegang, menangis, marah, sampai dengan muncul pertanyaan-pertanyaan di benak tentang kejadian yang menyebabkan hari menjadi buruk, entah pertanyaan itu perlu jawaban atau tidak.

Saya pernah mengalami hari seperti itu. It's really a bad day. Rasanya seperti ingin kembali ke hari kemarin saat tidak ada kejadian apa-apa. Atau langsung ke hari-hari selanjutnya tanpa harus menjalani hari buruk itu. Bahkan hari-hari selanjutnya rasanya masih tidak enak. 

Saya pun punya berbagai pertanyaan yang terus bermunculan. Seperti "ada apa dengan saya", "kenapa saya harus ketemu hari buruk ini", "mengapa ini bisa terjadi", "apa yang telah saya lakukan", dan masih banyak lagi. 

Saat itu sih saya merasa perlu mendapat jawaban, tetapi lucunya saat ada yang menjawab atau ada jawaban yang muncul, saya kemudian merasa masih perlu mencari jawaban lainnya atau bahkan menolak jawaban yang ada. Hmm.. itulah emosi.

Manusia itu pasti punya emosi. Sebagian orang akan berpikir emosi itu selalu terkait dengan hal-hal tidak baik, padahal emosi itu juga bisa sangat baik. Emosi bisa menjadi negatif, bisa menjadi positif, bisa terlihat, tetapi ada juga yang tidak, dan bisa muncul setiap saat. 

Menurut saya itu salah satu sebab kenapa kita perlu pengelolaan emosi karena emosi ini memiliki banyak warna dan variasi yang mungkin tidak kita perkirakan sebelumnya.

Coba bayangkan, ketika suatu hari berjalan dan kita berharap seperti yang kita mau atau seperti hari-hari biasanya. Pagi hari semua terasa baik-baik saja, bahkan mungkin menyenangkan dan sangat indah. Sore harinya terjadi musibah. Lalu kita kemudian akan mengatakan bahwa hari itu adalah hari yang tak diinginkan karena menjadi hari buruk. Kita lupa apa yang terjadi di pagi harinya, saat semua berjalan baik-baik saja dimana itu tidak tergolong buruk. 

Reaksi itu wajar karena kita hidup dengan emosi. Emosi yang ekspresif dan dominan kemudian akan menjadi "keputusan" atas tindakan kita saat itu.

Apa yang terjadi kalau kita berusaha menekan atau mengabaikan emosi ? Menurut saya justru itu akan memunculkan emosi lainnya karena emosi itu tidak mesti bisa terlihat, yang tidak terlihat pun bisa berbentuk emosi. Diam saja, tidak peduli, tidak merespon, memang bisa disebabkan karena suasana hati atau karena karakter seseorang. 

Tapi kembali lagi, hati orang siapa yang tahu? Apa yang ada di hati orang itu sebenarnya ketika dia diam saja, tidak peduli dan tidak merespon? Apakah benar-benar tidak ada emosi disitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun