Ayo Peduli Pendidikan di Papua
Veronika Kurnyangsi demikian nama gadis manis asal Kumba Ruteng Flores. Untuk kesekian kalinya sore ini dia meneleponku dari tanah yang jauh di sana Papua Selatan.Â
Veny nama panggilannya banyak bercerita seputar karya pengabdiannya yang tulus memperhatikan pendidikan di daerah Papua tepatnya di kampung Mopio Distrik Venaha Kabupaten Mappi Provinsi Papua.Â
Veny menjadi guru di sekolah dasar Mopio setelah lulus mengikuti test dalam rekrutmen Guru Penggerak Daerah Tertinggal yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kapasitas Dan Kerjasama (PPKK) Fisipol Universitas Gajah Mada di akhir tahun 2017 yang lalu.Â
Bersama dua orang temannya dia ditempatkan di desa terpencil jauh dari keramaian ibukota. Setelah liburan sekolah pertengahan tahun 2018 dua orang teman Veny tak pernah kembali ke sekolahnya. Tinggalah Veny seorang diri menjadi satu-satunya guru yang mengajar 6 kelas sekaligus.
Veny menempati sebuah bangunan rumah dinas guru yang dibangun tahun 1991, kondisinyapun sudah tak layak huni. Banyak tikus menggerogoti dinding rumah dan berkeliaran semaunya di dalam rumah itu. Ularpun berkeliaran bebas sekitar tempat tinggalnya. Penerangan jangan ditanya masih sangat jauh dari harapan.
Veny yang terpaksa meminta beberapa murid prianya menemaninya setiap hari di rumah itu masih menggunakan lampu pelita atau lilin sebagai penerang di rumah dinasnya. Selain ular, babipun berkeliaran hingga memasuki dapurnya. Jika di rumah orangtuanya Veny mendapat fasilitas kamar mandi dan air bersih yang layak tidak demikian di rumah dinasnya.Â
Air bersih tidak tersedia dan Venny meminta kerelaan hati para muridnya untuk membawa air bersih ke rumah dinasnya yang berjarak 250 meter dari sekolahnya. Untuk mencuci pakaian Venny harus mencuci di sungai Edra yang merupakan anak sungai Digul yang mengalir tak jauh dari kampung Mopio.Saat ini sedang dibangun satu unit rumah dinas permanen namun tidak memiliki kamar mandi.
Pada hari-hari tertentu Venny menggunakan waktu luangnya menanam sayur mayur di sekitar rumahnya. Sekembalinya Veny berlibur di Ruteng Flores di bulan Juni tahun 2018 tanamannya ternyata habis dimakan babi yang berkeliaran. Sesekali dia ikut memancing ikan bersama para mama di sungai Edra.
Bukan hanya buku, Veny dan para muridnya membutuhkan pakaian seragam, sepatu, peralatan mandi bagi siswanya. Veny berniat mengurus perijinan pada kantor pos di Mappi agar dibebaskan biaya pengiriman atas buku-buku tersebut. Veny terus bekerja keras bagi lembaga pendidikannya.