Kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan oleh Beberapa Dosen Dari Faperta Unsika, Bastamansyah, Ani Lestari dan Agus Mulyana melakukan sosilisasi dan pelatihan pembuatan Bibit Sebar atau Baglog F3 dan F4 isolat FP007 Jamur Merang di Desa Kutaampel Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang. Sosialisasi dan Pelatihan ini bertujuan agar warga Desa Kutaampel dapat memanfaatkan Jerami yang merupakan hasil sisa pemanenan padi. Kutaampel merupakan salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat, dari total lahan tanam padi seluas 89.360 hektar, produksi panen padi di Karawang per Juni 2022 mencapai 612.309,47 ton. Banyaknya hasil penen padi menyisakan Jerami yang melimpah, sebagian petani membakar jerami namun pembakaran Jerami akan berdampak pada pencemaran udara. Oleh karena itu salah satu solusi dalam pemanfaatan Jerami adalah dengan membudidayakan jamur merang. Selain menanam padi petani juga dapat melakukan budidaya jamur merang sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Desa Kutaampel merupakan salah satu Desa di Kabupaten Karawang yang sebagaian besar masyarakatnya berpendapatan sebagai petani dan pedagang. Hingga saat ini belum ada warga Desa Kutaampel yang membudidayakan jamur merang, namun setelah dilakukan sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan bibit sebar baglog F3 dan F4 isolat FP 005 warga tampak antusias ingin membudidayakan jamur merang.
Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi Dosen, selain pengajaran dan penelitian dosen. Umumnya pengabdian ini merupakan capaian hasil-hasil penelitian dosen. Kegiatan ini dilaksanakan tgl 6 Oktober 2022 dan dihadiri sebanyak 31 peserta, mulai dari perangkat desa yang diwakili oleh Bapak Kusnadi, gapoktan Tani Sepakat, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), warga desa Kutaampel dan mahasiswa.Â
Dalam sosialisasi dan pelatihan pembuatan bibit sebar jamur merang warga tampak antusias dan memberikan respon positif terhadap kegiatan abdimas ini. Tampak beberapa warga ikut mempraktikan pembuatan bibit sebar F3 dan F4 jamur merang, seperti yang dilakukan oleh pak Haji Aning dan Pak Haji Acim, meskipun terlihat gerogi namun keduanya mampu mempraktekan pembuatan bibit sebar F3 dan F4 isolat Faperta Unsika.
Hingga saat ini budidaya jamur merang dibeberapa lokasi sentra budidaya jamur merang terus mengalami penurunan, banyak kumbung yang dibiarkan kosong dan tidak membudidayakan jamur merang lagi, umumnya pembudidaya jamur merang menyebutkan bahwa terjadinya penurunan kualitas dan produksi jamur merang disebabkan karena beberapa hal seperti sulitnya mendapatkan bibit unggul jamur merang, penyebab lain adalah karena terjadi penurunan kualitas jerami yang digunakan sebagai bahan utama media tumbuh jamur merang.Â
Hal tersebut dipicu akibat perubahan pola pemanenan padi, awalnya penanenan padi dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara diarit dan digebot, namun beralih menggunakan mesin perontok padi dan mesin combine harvester.
Diduga akibat pengunaan mesin ini mengakibatkan jerami secara struktur menjadi rapuh dan tidak lagi utuh atau tercacah, berbeda ketika pemanenan padi menggunakan arit dan gebot, jerami secara struktur utuh dan kokoh, struktur batang padi yang utuh dan berongga namun kokoh membuat perambatan miselia dan pertumbuhan jamur merang pada media tumbuh Jerami akan lebih baik dibandingkan dengan penggunaan jerami yang dipanen secara modern dengan mesin.Â
Keberhasilan budidaya jamur merang dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal dan Teknik budidaya jamur merang yang masih belum maksimal. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam yaitu genetik unggul bibit jamur merang, sedangkan faktor eksternal adalah faktor luar mencakup faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan didalam kumbung, suhu dan kelembapan diluar kumbung, kemudian untuk Teknik budidaya mencakup: pH media tumbuh, waktu pengomposan, lama pasteurisasi, pemeliharaan, panen dan pascapanen.
Gambar peserta dan pelatihan pembuatan bibit sebar F3 dan F4 isolat jamur merang Faperta Unsika Karawang
Berbagai permasalahan budidaya jamur merang akan teratasi bila telah tersedia bibit sebar jamur merang yang telah tersertifikasi unggul, serta penanggulangan permasalahan Jerami sudah teratasi.Â
Saat ini salah satu dosen Fakultas Pertanian Unsika berfokus pada penelitian terkait bibit jamur merang tahun ini sedang melakukan pengujian terhadap 30 isolat bibit sebar jamur merang dan satu penelitian berfokus pada permasalahan Jerami sebagai media tumbuh jamur merang.Â
Harapan penelitian tahun ini akan diperoleh calon bibit sebar terbaik hasil uji dilaboratorium dan dalam kumbung, serta menjawab permasalahan Jerami seperti yang dikeluhkan oleh pembudidaya jamur merang.
Kunci keberhasilan budidaya juga dipengaruhi oleh Teknik budidaya, dimana umumnya pembudidaya jamur merang tidak melakukan pengukuran pH media tumbuh jamur merang. Sedangkan pH media menjadi salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur merang, apabila pH tidak sesuai maka penyerapan dan transportasi nutrisi dari media ke miselia dan tubuh buah jamur merang menjadi tidak optimal.Â
Oleh karena itu sosialisasi dan penyuluhan terkait budidaya jamur merang ini menjadi sarana membuka dan sharing informasi kepada pembudidaya jamur merang ataupun pemula bahkan yang baru akan memulai budidaya jamur merang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H