Mohon tunggu...
Ani SH
Ani SH Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

A person who wants to be human

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggunakan Kekuatan Kebermaknaan untuk Lulus Skripsi Tepat Waktu

19 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 19 Juni 2019   07:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebenarnya, apa sih yang membuat skripsi kita tidak selesai-selesai? Apa karena kita yang memang tidak cukup pintar? Apa karena kita yang memang malas? Atau gara-gara dosen pembimbing yang sulit untuk ditemui? Menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau kondisi lingkungan tidak akan mengubah apa-apa.

Tentu Anda ingin segera menuntaskan skripsi, bukan? Atau barangkali ada teman Anda yang butuh informasi ini? Kalau tidak, tidak mungkin Anda merasa perlu untuk membaca artikel ini.

Saya jamin apa yang akan Anda temukan, bukan tips-tips receh yang normatif atau yang membuat Anda berpikir "ya iyalah memang harus gitu, tapi tetap aja gak ngaruh..." Ini adalah cara di mana ketika Anda melakukannya dengan benar, akan memberikan api semangat yang sulit untuk dipadamkan.

Dan ini, bukan hal yang sulit untuk dilakukan!

Dari judul telah jelas bahwa saya akan memberikan sebuah cara menuntaskan skripsi lewat jalan kebermaknaan. Bagaimanakah itu?

Kerbermaknaan
Apakah yang paling dicari manusia di dunia ini? Kebanyakan akan menjawab: kebahagiaan. Pursuit of happiness. Namun, ada pemahaman baru bahwa yang manusia kejar sebenarnya bukan kebahagiaan, tapi kebermaknaan.

Kebahagiaan kadang tidak memuaskan. Kita ingin lebih dan lebih lagi. Tapi jika sudah terlalu banyak, kita akan jenuh dan merasa hampa. Misalkan saya bisa bahagia dengan bermain game, atau dengan maraton film, tapi jika saya melakukannya terus-menerus, saya akan kehilangan rasa bahagia. Yang ada adalah capek, jenuh, suntuk.

Kebermaknaan adalah sesuatu yang berbeda. Kita merasakan emosi positif, menjadi "bermakna", berpengaruh terhadap kepuasan diri kita terhadap eksistensi kita. Kita menjadi bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Hidup kita di dunia ini tidaklah hanya numpang lewat semata, tapi membawa perubahan sekecil apa pun itu, dan mengantarkan kehidupan bersama menjadi lebih  baik.

Misi manusia adalah menjadi khalifah fil ardh. Seorang pemimpin di muka bumi, seorang pengelola, seorang manajer, dan penjaga setiap unsur manusia dan bumi agar seimbang. Manusia akan benar-benar merasa "hidup" hanya setelah menjalankan misinya di dunia.

Coba cari orang-orang  yang mendapatkan kesuksesan sejati di dunia ini--bukan sekedar kesuksesan material. Pasti mereka mengaku merasa bermakna menjalani karir yang mereka tempuh. Dapat menginspirasi banyak orang, dan kondisi sesulit apa pun mereka lalui. Seakan-akan punya motivasi yang tiada habis-habisnya. Inilah kekuatan kebermaknaan.

Mindset Skripsi
Yang perlu dibenahi selanjutnya adalah cara berpikir kita. Sebagai apa kita memandang skripsi? Jika Anda memandang skripsi sebagai syarat kelulusan, ini adalah mindset yang harus dibenahi.

Lho, apakah salah kita memandang skripsi sebagai syarat kelulusan? Salahnya di mana? Tentu ini bukan suatu hal yang "salah". Banyak orang yang sudah menyelesaikan skripsi dengan mindset ini. Tapi bagi orang yang pas-pasan dan harus totalitas agar bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu, butuh penghayatan yang lebih kuat lagi.

Jika bagi kita skripsi hanya sekedar syarat kelulusan, akhirnya kita cenderung merasa skripsi adalah pemaksaan yang dengan teganya diberikan dosen untuk menyiksa mahasiswa. Skripsi adalah beban yang harus dituntaskan. Skripsi adalah monster yang harus dikalahkan. Jika kita berpikir seperti ini, selamanya kita tidak akan menemukan kebermaknaan skripsi.  

Segala sesuatu di dunia ini ada, pasti ada maknanya. Skripsi dijadikan syarat kelulusan, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh negara-negara lainnya, pasti ada alasannya.

Skripsi itu berkaitan dengan penelitian. Hanya dengan penelitian, ilmu pengetahuan yang teruji bisa ditemukan. Dengan melakukan penelitian, itu artinya kita berusaha mencari sunatullah-sunatullah Allah yang ada di dunia ini. Dengan skripsi artinya kontribusi. Kita memberikan kontribusi untuk ilmu pengetahuan. Yang mana ilmu pengetahuan kita pada akhirnya akan membantu banyak orang.

Disinilah letak kebermaknaan. Jika kita menganggap skripsi itu suatu hal yang bermakna, maka kita akan dengan kekuatan penuh mengerjakannya.

Lulus Tepat Waktu
Butuh konsistensi untuk bisa terus mengerjakan skripsi agar selesai tepat waktu. Dengan kekuatan kebermaknaan, kita bisa mendapat penghayatan mendalam akan pengerjaan skripsi. Apa pun godaan dan ujian di tengah jalan, kita akan memiliki kekuatan untuk menghadapinya

Penutup
Tuhan tidak memberikan hambanya ujian yang tidak bisa dilalui. Sama dengan skripsi, pasti kita bisa lulus tepat waktu. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan dan totalitas mulai dari niat kita, pikiran, perasaan, hinnga perbuatan.

Semoga skripsi yang akan kita tempuh tidak hanya sebagai alat pencara ijazah saja, tapi juga sebagai jalan kita untuk berkarya dan berkontribusi untuk agama, bangsa, dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun