[caption caption="https://ngonoo.com/engine/wp-content/uploads/2014/04/Monyet-Makan-Pisang.jpg"][/caption]
Mereka bilang aku monyet
----------------------------------------------------------------
Di pasar aku bawa setandan pisang kepok kuning
Berjajar berhimpit lapak sayur polowijo di emper teras kios
Pisang-pisang “bungkik” mengkerut, buat makan apa ?
Mereka bilang aku monyet.
Di terminal aku kejar angkot desa jurusan pasar “kopeng”
Berdesak ayam dan bakul beradu pantat
“Bundelan” tangkai petai dan jengkol berebut bangku tempat duduk
Terpaksa kaki manjat asal nempel, dan tangan bergelayut daripada tertinggal
Mereka bilang aku monyet
Di waktu pemilu pilihan presiden yang lewat
Bersuara nyaring, itu calon presiden bergaris darah partai terlarang
Aku berbisik, kamu belum tidur sudah bangun bermimpi ?
Suara mendehem, hmmm… aku semakin berteriak,
tidak ada dikolom kamus besar bahasa, pati tentara dipensiun dini kecuali mati bin sakit
Mereka bilang aku monyet
Di kompasiana tempat berkumpul penulis dan pembaca hebat, hangat, heboh, habul, hasrat
Gelintir yang lugu menyebut “kompas mania” karena saking tingginya, lupa gelar strata sarjananya
Bingung, munyer, linglung…. Entah apalagi. Admin tersandung “oyot mimang” lupa jalan pulang
Laiknya kolom komentar…. Kolom HL, NT, Terpopuler, TDG, GRESS,
….. kolom…. Kolom…. Kolom-koloman…. Dan, kolom “obrolan”
Berjubel, antrian, gerombolan, barisan pengantri bantuan beras era pak beye
Berdesis, berbisik, berdesah, berdecak, berdehem, berdengus, bersiul, bercici-cuit…..
……………. arisan RT, RW, arisan ibu-ibu, warakawuri, arisan darma wanito (mboten wanito limo udo sedoyo)
Mereka bilang aku monyet
======================================
: ANhus ANhas ANhis
: Gelap gulita mendung tebal menjelang runtuh hujan, Pinggir Kota Solo
: 22-02-2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H