Mohon tunggu...
Ansa
Ansa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interaksi Sosial dalam Karya Seni

14 Januari 2021   13:58 Diperbarui: 14 Januari 2021   14:08 2268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni banyak dibuat untuk mengekspresikan secara pribadi atau pun secara kelompok. Hal itu dapat dijadikan sebagai sarana interaksi sosial. Interaksi sosial bisa terjadi jika ada kontak sosial dan komunikasi. Keduanya bisa berbentuk dalam reaksi atau apresiasi. Selain itu para penikmat karya seni juga bisa dikatakan telah melakukan kontak sosial dan komunikasi terhadap pembuatnya melalui karya seni tersebut.

Karya seni yang diciptakan oleh musisi, pelukis, hingga sutrada di antara lain bisa sebagai sebuah hiburan, edukasi, pendapat, katarsis, dan lain-lain. Begitu juga dengan proses yang tidak akan lepas dari pembuatan karya seni. Proses itu melibatkan pemikiran yang bisa berasal dari diri sendiri, terinspirasi dari orang lain, atau pun dari isu sosial. Dalam proses itu, ada orang-orang lain yang terlibat dalam pembuatnya. Dari situ maka terbentuklah interaksi sosial dalam pembuatan karya seni. Kemudian  karya tersebut dipublikasikan di berbagai media dan akan didengar atau dilihat oleh orang lain. Hal tersebut akan menimbulkan respon yang bisa berbentuk komentar, pujian, kritik, dan lainnya. Selain itu, karya seni bisa dijadikan ruang diskusi antara si pembuat karya dengan penikmatnya, antar penikmat, atau antar penikmat dengan orang lain secara umum.

Beberapa contoh mengenai seniman dengan karya atau kegiatan sebagai media interaksi sosial yaitu musisi yang merilis lagu dan melakukan konser, pelukis yang memamerkan karyanya di pameran maupun di media sosial, penulis yang merilis buku, sutradara yang membuat film, serta seniman dengan karya lainnya. Seperti yang dibahas sebelumnya, hasil karya itu akan mendapatkan reaksi, respon, atau pun feedback dari berbagai kalangan, seperti orang awam, penggemar, kritikus, dan seniman-seniman lain.

Misalnya ketika seorang sutradara ingin membuat suatu film, ada proses merancang, menyusun, dan sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat. Sebelum film tersebut dirilis, tim dalam film tersebut mengadakan press conference dengan jurnalis maupun reporter. Setelah itu ada gala premiere yang dihari oleh orang-orang tertentu sebelum film itu dirilis secara serentak. Ketika film sudah rilis sesuai jadwal, masyarakat bisa menontonnya. Dari proses pertama hingga akhir tersebut pasti ada interaksi sosial dalam berbagai bentuk dan media. Begitu juga dengan seniman-seniman lainnya dalam berkarya.

Dengan perkembangan zaman seperti sekarang, seniman lebih dimudahkan dalam membuat karyanya, termasuk merilis dan mempromosikannya. Begitu juga dengan masyarakat yang dengan mudah mengakses apa saja yang dibutuhkan dan dinginkan oleh setiap individu, seperti mendengarkan musik, membaca buku, dan menonton film. Dan di situ pula interaksi terjadi dalam platform-platform yang disediakan. Sehingga, interaksi sosial mengenai sebuah karya seni lebih fleksibel, efisien, dan tidak terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun