Mohon tunggu...
Ade M. Anhar
Ade M. Anhar Mohon Tunggu... -

membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kereta (2)

30 November 2010   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:10 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan penampilan yang kusam KRL Ekonomi menggerutu "Kenapa sih, para penumpang itu senang naik diatas kepalaku, dasar manusia, mau seenaknya terus".

Sambil memupuri tubuhnya dengan bedak, KRL Pakuan Ekspress nyamber"Makanya kamu itu, pagi-pagi mandi, dandan yang rapi, sehingga orang-orang itu akan segan naik diatas kepalamu".

"Eh..eh.. enak saja kamu, mau mandi tujuh kembang juga, ya begini. Memangnya saya setiap hari tidak mandi apa. Kamu tu... bisa keliatan enak kan bukan karena kamu rajin mandi, bukan kamu pandai berdandan. Kamu kan produk bekas jepang. Saya jelek-jelek bigini produk dalam negeri, INKA, nasionalis, ga buang-buang devisa. Pagi-pagi, bukannya kasih suport teman, malah komen ngga-ngga".

"Waduh-waduh... masih pagi nih bos... jangan gaduh kenapa. Denger tuh KRL ekonomi belum bisa berangkat, ada gangguan sinyal antara UI-Pasar Minggu" KRL Ekonomi AC berusaha membuat suasana reda.

"Ya sudah tau, udah berapa kali tuh orang ngomong minta maaf. Cuma kasih tau nih teman satu ini, supaya pandai-pandai melatih empatinya, saya kan hanya ga suka kalo penumpang naik diatap. Sebagai teman, bukannya ngasih solusi, malah dibilang belum mandi. Apa ga panas nih hati".

"Ya sorry deh kalo tersinggung, maksud saya kan cuma becanda. Saya tahu koq, kalo kepala diinjak-injak itu rasanya gimana. Kalo kamu mogok, penumpang juga pernah naik diatas kepala saya. Tapi yang sering memang kamu, Eko AC juga begitu, kalo jadwal lagi ngaco. Sebenarnya saya sudah lama mikirin, saya kasihan sama....."

"Saya ga perlu dikasihani, saya hanya ingin penumpang tidak naik diatas kepala.Titik".

"Gini deh". Eko AC kembali berupaya melerai. "Kita semua mempunyai tugas yang sama, memiliki fungsi yang sama, memiliki rel yang sama, memiliki stasiun yang sama. Yang beda hanya orang yang penumpang dan AC, artinya kita banyak samanya. Nah, kalo ada satu diantara kita yang dizolimi, sekarang kita buat aja kesepakatan, gimana ekonomi, ekspres, setuju".

Dengan mimik agak serius Ekpres menjawab, "Saya yakin kita akan setuju semua, cuma setujunya seperti apa? Apa kita mau mogok nge-rel kalo ada salah satu dari kita yang di zolimi. Trus, bentuk penzolimannya seperti apa, kalo ekonomi kan jelas, penumpang sering naik di atas kepala, ga sopan dan ga keretawi, nah kalo saya, bentuk penzolimannya apa?

"Jalur 2 dari arah selatan akan masuk kereta Ekonomi jrusan pasar minggu, depok, bogor. Para penumpang agar memperhatikan jakur 2" terdengar suara petugas PJKA.

"Eh, denger tuh, kayaknya sinyal dah normal nih" Eko AC mengatkan teman-temannya.

B E R S A M B U N G..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun