Mohon tunggu...
Humaniora

Benarkah Veronica Tan CLBK atau CMBK?

10 Januari 2018   09:26 Diperbarui: 10 Januari 2018   09:37 8808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artikel ini sengaja tidak saya beri Tag GugatanCeraiAhok. Itu artinya memang saya tidak membahas substansi gugatan Cerai Ahok melainkan hanya ingin membahas sisi lain dari sebuah masalah keluarga yang bisa saja terjadi baik pada keluarga biasa maupun keluarga Pesohor (orang terkenal).

Seorang kawan saya pernah mengatakan dengan Pede nya bahwa yang namanya Perselingkuhan itu suatu hal yang manusiawi. Dia pun mencontohkan kehidupan barat yang tidak terlalu pusing dengan urusan perselingkuhan.  Dan menurutnya orang-orang barat jarang sekali yang bercerai karena alasan pasangannya berselingkuh. Mereka umumnya bercerai karena sudah tidak cocok lagi secara pribadi antara satu dan lainnya.

Saya setengah mengiyakan pendapat kawan tersebut namun di sisi lain saya menduga pernyataan itu keluar dari mulutnya sebagai pembenaran terhadap kehidupan pribadinya. Setahu saya dia memang pernah berselingkuh.

Pendapat tentang  Perselingkuhan sebagai masalah yang manusiawi menurut saya memang ada benarnya.  Timbulnya rasa tertarik, rasa kagum dan sebagainya terhadap lawan jenis meskipun dirinya sudah berkeluarga itu hal umum yang terjadi pada siapa saja.  Harus kita akui hampir semua dari kita mengalaminya.

Contoh kecil, dulu saya begitu suka dengan kecantikan seorang Tamara Blezinky.  Istri saya sampai cemburu dan marah karena saya menyimpan foto-foto Tamara di Laptop saya. Padahal foto-foto itu saya download dari situs-situs resmi.  Dalam kondisi itu saya juga tidak tahu apakah bisa dibilang saya sudah berselingkuh atau jatuh cinta pada sama Tamara Blezynki?  Tapi rasanya tidak begitu. Saya hanya mengagumi kecantikannya saja. Saya juga sadar diri bahwa rasa itu hanya rasa kagum sesaat. Dan terbukti setahun kemudian saya tidak tertarik lagi dengan berita-berita menyangkut Idola saya tersebut. Saya malah sudah lupa wajah Tamara di benak saya kecuali melihatnya kembali ada di tivi ataupun di berita online.

Kalau zaman Now mungkin Tamara Blezynki seperti halnya Raisa. Begitu banyak lelaki yang mengaguminya. Bahkan Ahok juga kalau tidak salah sangat mengidolakan Raisa. Jadi disitulah saya menganggap ketertarikan seseorang yang sudah berumah tangga pada lawan jenis yang bukan pasangannya adalah suatu hal yang wajar.

Hal wajar itu akhirnya menjadi tidak wajar ketika seseorang yang sudah berkeluarga akhirnya memiliki sebuah keinginan kuat dan berusaha mewujudkannya untuk memiliki seseorang yang disukainya.

Dalam kondisi ini saya secara pribadi sudah menyebutnya sebagai suatu perselingkuhan. Hatinya sudah mendua. Dan ini berbahaya buat perkawinannya yang ada. Ujung-ujungnya bisa berakhir dengan hal yang paling menakutkan yaitu Perceraian.

Perceraian adalah Hal yang Menakutkan. Saya mengatakan itu karena saya pernah mengalaminya. Saya menikah di usia muda (20 tahunan).  Pembaca pasti bisa menebak factor apa penyebabnya.  Dan perkawinan itu hancur berantakan karena ketidak- matangan emosi kami berdua.

Saat itu terjadi pertengkaran sepele dan saya meninggalkan istri saya ke seberang pulau untuk kuliah dan tidak memberi kabar sama sekali hingga setahun. Istri saya akhirnya berselingkuh dan hamil. Saya tidak bisa menerima sama sekali keadaan itu dan meminta Cerai. Tapi akhirnya yang menjadi korban adalah anak saya.  Saya tidak bisa menggambarkan betapa sulitnya seorang anak menerima kenyataan orang tuanya harus   berpisah. Saya tidak bisa menggambarkan penderitaan anak selama sekian tahun dalam kegalauan karena  tidak bisa memahami apa yang sudah terjadi dengan kedua orang tuanya.

Apakah penyebab Perceraian kami adalah factor Perselingkuhan?  Tentu saja bukan sekedar itu.  Bukan itu akar masalah sebenarnya.  Akar masalahnya adalah usia kami terlalu muda untuk menikah. Emosi kami tidak matang sama sekali sementara Perselingkuhan itu adalah akibat atau berawal dari masalah putusnya komunikasi kami sebagai pasangan suami-istri.

Begitu banyak Perceraian terjadi karena salah satu pasangan keluarga berselingkuh itu memang fakta. Benar adanya bahwa Perselingkuhan biasanya berujung Perceraian.  Tetapi sayangnya banyak pasangan keluarga yang  tidak waspada ataupun tidak mau mencegah terjadinya sebuah perselingkuhan.

Menurut saya secara pribadi, yang namanya sebuah Perselingkuhan itu bisa dicegah untuk terjadi. Pengalaman mengalami Perceraian membuat saya berpikir seribu kali untuk berselingkuh. Itulah pencegahan saya secara pribadi terhadap niat berselingkuh. Sementara di sisi lain saya selalu memperhatikan istri saya dengan baik. Saya juga waspada kalau dia tiba-tiba berprilaku aneh.

Ketika istri saya tiba-tiba selalu riang gembira tanpa sebab, ketika tiba-tiba password HP nya dirubah, saya mencermatinya. Saya sendiri tidak pernah mengunci ataupun mempassword hp saya, tidak pernah merubah password Facebook saya sehingga istri saya, bahkan anak saya tahu semua tentang isi  HP saya dan isi Facebook saya.

Dan ketika saya meminta istri saya membuka password HP nya, ternyata saya menemukan percakapan rahasianya dengan mantan pacarnya. Gedubrakh. Marah sekali saya. Trauma masa lalu datang sekelabat mampir di benak saya. Tapi untungnya saya mampu mengendalikan diri.

Saya bisa memahaminya karena saya tahu sejarah ataupun masa muda istri saya.  Saya adalah Cinta Pertamanya.  Dia mengenal saya setelah dia lulus SMA. Dan baru mengenal berpacaran setelah kenal dengan saya.

Istri saya nggak jelek-jelek amat. Banyak juga cowok sewaktu dia bersekolah mengejar-ngejar dirinya. Dia sendiri yang bercerita seperti itu. Dan salah satunya yang diceritakan adalah si A. si A ini yang paling getol mengejar dirinya sewaktu masih bersekolah.

Istri saya bercerita jauh hari sebelum chat itu terbongkar.  Bahwa si A ini dulu begitu sering datang ke rumahnya tetapi tidak pernah sekalipun diizinkan bertemu oleh orang tuanya. Orang tuanya sangat ketat mengawasi istri saya dan tidak memperbolehkannya berpacaran selama masih sekolah.

Dan si A itulah yang ada di percakapan HP istri saya. Sekitar 20 tahunan mereka tidak bertemu sama sekali dan tidak kontak sama sama sekali, bahkan masing-masing sudah berkeluarga tapi akhirnya entah bagaimana ceritanya mereka bisa saling kontak.

Apakah telah terjadi CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali?

Saya tidak tahu persis. Tapi setahu saya tidak seperti itu. Saya yakin saya adalah Cinta Pertamanya.  Kalau si A itu sesuai dengan cerita istri saya, mereka tidak pernah berpacaran atau tepatnya mereka tidak sempat sama sekali untuk berpacaran karena begitu ketat pengawasan orang-tuanya.

Kalau saya adalah Cinta Pertama istri saya, mungkin si A adalah Cinta Monyet dari istri saya. Hahahaha.

Masa kecil saya, saya adalah anak nakal.  Kelas 3 SMP saya sudah berpacaran dengan adik kelas. Dan saya waktu itu sepertinya pacarannya beneran. Pakai manggil papah-mamah segala. Prikitiww.

Pada waktu itu saya sangat marah ketika ayah saya melarang saya berpacaran. Beliau mengatakan Cinta saya pada waktu itu adalah Cinta Monyet.  Hahahaha.  Dan memang terbukti ucapan beliau sangat benar. Baru 3 bulan putus dengan si doi ternyata saya sudah pacaran lagi sama yang lain. :D

Perasaan suka itu mudah sekali berubah. Dan itu bukanlah rasa Cinta. Begitulah kesimpulannya.

Lalu bagaimana saya menyikapi  hal yang terjadi dengan istri saya?

Adalah hal yang sangat buruk kalau saya menyikapinya dengan emosi. Anak-anak saya masih bersekolah dan yang bungsu masih SD. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan mereka kalau orang tuanya bercerai gara-gara sebuah chat di WA.

Secara fisik saya yakin istri saya belum berselingkuh. Secara hati mungkin iya. Tetapi saya juga pernah "berselingkuh" dengan Tamara Blezinky kok. :D

Saya merasa bersyukur karena cukup memperhatikan keluarga saya, dalam hal ini memperhatikan istri saya. Suatu prilaku yang tidak biasanya terpantau. Dan saya menemukan secara dini adanya suatu godaan ataupun suatu cobaan yang datang mengancam perkawinan kami.

Saya menganggap yang terjadi dengan istri saya bukanlah CLBK melain CMBK alias Cinta Monyet Beraksi Kembali.

Saya mencoba memahami  dirinya bahwa sebagai manusia dia tentu penasaran dan pernah lebih sekali membayangkan apa yang terjadi dengan dirinya kalau waktu dia masih remaja tidak dilarang berpacaran dengan teman sebayanya.  Ada rasa penasaran yang cukup kuat yang selama ini dipendamnya.

Dan rasa penasaran itu akhirnya semakin terpicu dengan adanya kontak dengan si A.  saya pkir memang itu masalah utamanya.  Saya tidak pernah berpikir istri saya mempunyai niat untuk berselingkuh.  Dan saya meyakini hal itu.

Dan akhirnya saya harus membahas Veronica Tan.

Secara pribadi saya adalah orang yang lebih memilih Positive Thingking dari memilih Cepat Curiga.  Saya lebih suka berpikir positif tetapi waspada dibanding kebalikannya.

Meski tidak mengenal sama sekali Veronica Tan, secara pribadi saya tidak percaya kalau seorang Veronica Tan bisa berselingkuh.  Tidak masuk akal sama sekali bagi saya bila seorang Veronica Tan Berselingkuh.  Apa alasannya? Apa Logikanya?

Tetapi di sisi lain saya bisa percaya kalau telah terjadi suatu komunikasi antara Veronica Tan dengan mantan pacarnya.  Ini masuk akal bisa terjadi.  Dan ini bisa dipahami kondisinya.

Saya membandingkan apa yang terjadi dengan Ahok dan Vero seperti saya membandingkan perkawinan saya yang pertama. Persamaannya ada pada Jarak yang terpisah dan Komunikasi yang terputus.

Ini mungkin saja terjadi antara Ahok dan Veronica dimana dinding penjara membuat komunikasi keduanya tidak intens dan menimbulkan celah miss-informasi/ miskomunikasi.

Di sisi lain kita juga tahu betapa beratnya penderitaan seorang Veronica Tan. Status social yang begitu hebat yang tadinya disandangnya tiba-tiba berubah 180 derajat.  Suami yang seorang Gubernur DKI, sahabat dari Presiden Jokowi, tiba-tiba harus masuk Penjara. Tiba-tiba dimusuhi jutaan umat Muslim. Tiba-tiba kalah menyakitkan di Pilgub DKI. Belum lagi mungkin saja ada terror-teror yang datang ke padanya sebelum Ahok di vonis hakim.

Betapa berat penderitaannya dan betapa rapuh pertahanannya. Apalagi kemudian kalau memang ternyata komunikasinya dengan Ahok mengalami hambatan.  Disitulah terjadi potensi datangnya Godaan yang sangat berbahaya.

Pukulan batin selama  8 bulan terakhir memang secara manusiawi  akan membuat batin Veronica  rapuh. Mungkin saja dia sangat membutuhkan seseorang yang istimewa untuk sekedar curhat. Dan mungkin saja pilihannya salah yaitu ternyata malah memilih mantannya. Atau bisa memang mantannya yang begitu kasihan padanya dan datang mendekat menghampirinya.

Secara pribadi, bila memang terjadi ada komunikasi khusus antara Veronica dengan mantannya saya pikir hal itu sangat manusiawi. Sebatas itu merupakan curhat belaka tentu masih dapat ditolerir.  Akan tetapi bila sudah berselingkuh secara fisik saya pikir itu lain ceritanya.  Saya sendiri sama sekali tidak yakin Veronica bisa berselingkuh secara fisik.

Tetapi sekali lagi kita semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Veronica Tan.  Yang terbaik bagi kita adalah tidak dengan mudah menyalahkan seorang Veronica Tan karena kita semua tidak tahu akar masalahnya.

Saya berharap Ahok bisa membaca artikel ini sehingga saya bisa mengatakan langsung padanya : "Hok, lu pikir lagi baik-baik deh sebelum melanjutkan gugatan cerai lu". "Jangan sampai lu nyeselin yang terjadi saat ini"."Sebuah Perkawinan adalah Bagian terpenting dari kehidupan lu maupun kehidupan anak-anak lu. Kalau lu bisa pertahankan, akan lebih baik, Hok".,

Done.

CATATAN:

Buat Admin, tolonglah hargai Penulis yang ada di Kompasiana. Tolong Hargai karya mereka.  Jangan rubah Judul Tulisan kecuali ada salah ejaan. Judul Tulisan itu suatu kesatuan dengan isi tulisan.  Judul Lagu, Judul Puisi, Judul Prosa dan karya tulis lainnya merupakan suatu kesatuan dengan isinya. Tolong hal itu dipahami.

Dan satu lagi. Janganlah Hit Pembaca diutak-atik.  Hit pembaca itu Hak dari penulis. Jangan disunat seperti kemarin yaa.  Terserah kalau penulis lain hit pembacanya mau ditambah berapa ribu juga nggak masalah buat gue.  Jadi jangan lagi deh kotak-katik juudul pembaca dan hit pembaca gue ya. Ok Tx.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun