Setahu saya sewaktu masih jadi Gubernur DKI Jokowi sering Blusukan.  Dan sesibuk-sibuknya Jokowi dirinya masih bisa menyempatkan diri untuk membaca-baca berita-berita di media online. Bahkan dia jadi tahu istilah Panasbung dari membaca komentar-komentar di berita-berita media  online. Jokowi juga memantau berita-berita nasional lewat beberapa chanel TV.
Tetapi setelah jadi Presiden yang jelas Blusukannya Jokowi sudah tidak bisa dilakukan lagi. Saya juga tidak yakin Jokowi  masih sempat nonton berita di TV apalagi membaca sendiri berita-berita di media online yang ada.
Kalau melihat penampilan Jokowi di TV belakangan ini saya mendapatkan kesan yang sama seperti melihat SBY beberapa tahun yang lalu. Penampilan keduanya sama dalam hal melihat wajahnya. Dua-duanya wajahnya bengkak. Bahkan kalau SBY sangat Nampak di kantung matanya setiap hari semakin membesar gara-gara kurang tidur.
Mungkin baik Jokowi dan SBY selama jadi Presiden tidurnya sehari rata-rata hanya 3-4 Jam saja. Pasti mereka sangat menderita. Itulah sebabnya saya tidak ingin sama sekali menjadi Presiden karena kebutuhan tidur saya per hari minimal 6 jam. Hahahaha.
Ya, Â kembali kepada kesibukan Jokowi dan membahas situasi politik saat ini sebenarnya ada hal yang sangat serius terjadi di negeri ini. Dan ini disebabkan gara-gara ulah partai penguasa yang ada. Lebih tajam lagi atau lebih diperparah lagi dengan apa-apa yang terjadi di sekitar Pilgub DKI 2017.
Pertanyaan besarnya adalah : Apakah Jokowi tahu persis apa yang sedang terjadi saat ini di negeri ini?
Dengan kesibukannya sebagai Presiden, masih sempatkah Jokowi dalam kesehariannya menonton TV di siang hari membuang 10 menit waktunya untuk itu dan 10 menit malamnya?
Yang saya takutkan adalah Jokowi tidak sempat sama sekali. Ataupun kalau sempat, chanel yang standby hanyalah Metro TV (mungkin remote tipi hilang jadi bisanya hanya chanel itu saja). Hahahaha.
Jangan ya pak Jokowi. Rekomendasi saya , Chanel TV tersebut jangan pernah sekali-sekali dijadikan acuan sumber berita sejak tahun 2015 lalu (sejak PDIP dan koalisinya menjadi partai pemerintah).
Saya mengatakan itu karena kesan yang saya dapatkan dalam setahun terakhir ini sepertinya Jokowi sudah tidak pernah lagi mendapatkan sumber-sumber informasi yang factual dan yang benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Â Terlalu banyak hal yang tidak cepat direspon dan cukup banyak respon yang salah antisipasi.
Bahkan dalam pengamatan saya untuk setahun terakhir ini, Jokowi sudah tidak peka lagi terhadap suara-suara Netizen.Sangat jauh berbeda kondisinya dengan awal tahun 2015 dimana Jokowi masih MAU mendengar suara rakyat dan tidak jadi melantik BG sebagai Kapolri.