Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Prediksi Putaran Kedua Pilgub DKI, Ahok Lebih Berpeluang Tapi..

16 Februari 2017   13:29 Diperbarui: 4 April 2017   18:27 9009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat hasil putaran pertama Pilgub DKI memang mengejutkan dimana AHY bisa tersingkir telak dan Ahok bisa mendapat angka 43%.  Ada beberapa factor analisa yang menjelaskan kekalahan AHY disebabkan oleh 4 hal antara lain : Dilaporkannya Sylviana Murni ke Bareskrim, Campur tangannya SBY dan Ibas ke Tim Pemenangan, Serangan Antasari di last minute dan kurang simpatinya AHY dalam beberapa penampilannya.

Tetapi yang paling parah memang paska Sylviana di kasuskan elektabilitas AHY langsung anjlok dan Swing Voters sebagian besar kembali berpindah ke Ahok. Apa boleh buat beginilah jadinya bila Polri terkesan tidak netral.

Mudah-mudahan memasuki babak kedua (putaran kedua) tidak ada lagi pihak calon nomor urut 3 yang dilaporkan  ke polisi ataupun ada peristiwa aneh-aneh lagi.

Catatan Penting untuk Pilgub DKI Putaran Pertama ini ternyata ada sesuatu yang luput dari perhatian public yaitu banyaknya Golput. Dari perkiraan angka DPT sekitar 7-8 juta pemilih ternyata yang menggunakan hak pilihnya hanya sekitar 5,4 Juta Pemilih. Ini hanya naik tipis dari Pilgub DKI 5 tahun yang lalu yang sebanyak 5,2 Juta Pemilih Aktif. Factor ini juga yang mungkin mempengaruhi  kekalahan AHY.

Selanjutnya menapak Putaran Kedua Pilgub DKI kita lihat Peta Kekuatan Politik yang ada kurang lebih sebagai berikut :

Ahok punya 43% suara, Anies punya 40% suara sementara suara AHY yang diperkirakan akan menjadi Swing Voters berjumlah sekitar 16-17%.

Suara AHY yang 17% itu disumbang oleh : Demokrat, PPP, PAN dan PKB. Inilah yang akan membuat kubu nomor 2 dan kubu nomor 3 mencoba mengajak koalisi terhadap 4 partai tersebut.

Pendukung Ahok terutama Golkar yang dikomandani Setya Novanto akan berusaha keras melakukan pendekatan ke 4 partai tersebut.

Harus diingat bahwa dari  4 partai itu yang 3 adalah Partai Islam. Meskipun demikian hanya PPP yang punya massa agak banyak dibanding PAN dan PKB di Jakarta. Ini yang akan mempengaruhi kalkulasinya.

Pihak yang kemungkinan besar tidak akan berkoalisi dengan pendukung Ahok adalah Demokrat dan PAN.  Mesin parpol kedua partai ini akan bergerak untuk mendukung Anies Baswedan. Untuk prosentasenya saya perkiraan secara awal sebesar 7 % dari total 17% suara AHY dipastikan berpindah mendukung Anies Baswedan.

Dengan demikian akan terjadi Peta kekuatan dari Ahok Vs Anies sekitar  43% Vs 47%.

Selanjutnya yang perlu diperkirakan  adalah Swing Voters sebesar 10% yang (kalau memang dianggap sebagai massa partai) adalah milik PPP dan PKB. Akan kemana 2 partai ini?

PPP kemungkinan besar akan bergabung dengan koalisi Ahok. Mesin parpol akan mengajak konstituen untuk memilih Ahok tetapi keluarga NU yang ada di PPP dipastikan enggan. Begitu juga dengan PKB. Mungkin serupa dengan PPP lebih suka merapat ke Ahok. Dan kondisinya sama. Mesin parpol mendukung Ahok tetapi massa mereka tidak menginginkan Ahok.

Bila diestimasi kemungkinan besar 50% dari massa PPP dan PKB tidak akan bisa diarahkan mesin parpol.

Semua itu akhirnya membuat Kalkulasi sederhana  untuk menghitung Peta kekuatan Ahok VS Anies kurang lebih sebagai berikut :

Perubahan langsung Peta Kekuatan : Ahok 43% Vs Anies 47%

 (Penambahan suara Anies berasal dari suara Demokrat dan PAN).

Estimasi Swing Voters yang berasal dari PPP dan PKB sebesar 10% dan ini akan terbagi dua dimana masing-masing dari Ahok dan Anies akan mendapatkan 5% suara.

Prediksi Sederhana untuk Putaran Kedua Pilgub DKI adalah :

Ahok 48% Vs. Anies 52%.

Begicuh.

Catatan untuk Admin :

1.Bahwa tidak pernah sekalipun saya perduli tentang HL dan Pilihan. Jadi setahun terakir menulis di Kompasiana tidak ada protes sama sekali untuk itu.

2.Setelah artikel-artikel saya selalu "diharamkan" bertengger di Google Trend dan sering dijegal posisinya di kolom terpopuler, kenapa belakangan ini artikel-artikel saya sering hilang dari kolom Nilai Tertinggi?

3.Seharusnya artikel-artikel yang menjadi tanggung jawab penulisnya tidak perlu dipotong-potong judulnya dan dipindahkan ke kolom yang tidak perlu.

tq. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun