Orang-orang mulai mengenal Yunarto Wijaya sebagai Pengamat Politik atau Konsultan Politik atau apalah. Yang pasti Charta Politica milik Yunarto memang berbisnis di survey politik dan sebagainya.
Tentu saja sebagai Lembaga Survey Politik, satu syarat utamanya adalah harus Independen dan Aktual. Survey-survey yang dilakukannya haruslah kredible dan akuntable. Bila tidak demikian maka masyarakat akan menyimpulkan lembaga survey tersebut abal-abal.
Akhirnya terjadi juga “kecelakaan”. Charta Politica ketahuan membuat Survey yang pro Ahok pada bulan Oktober 2016. Seorang pekerja lepas Charta Politica tertangkap Ketua RT di Lebak Bulus pada tanggal 15 Oktober 2016 membawa lembaran survey dengan intruksi prioritas survey untuk responden yang pro Ahok saja.
Yunarto Wijaya sempat mengklarifikasinya. Dirinya menyebut survey itu menggunakan metoda stratified random sampling dan kertas itu tersobek karena direbut Ketua RT dari petugasnya. Saya yang baca berita itu jadi geli. Ooalah ternyata metode Strafied Random Sampling yang dipakai Yunarto toh. Apa tidak sanggup menggunakan metode Multistage random sampling yang paling akurat dan paling cocok untuk wilayah DKI? Hihihihi. Pantesan aja hasilnya lain dari yang lain. (saya pernah bahas di artikel berbeda untuk survey Indikator Politik).
Dan semalam ketika membaca Detiknews ternyata ada berita Yunarto Wijaya menuduh Paslon no.1 AHY berkampanye dengan cara membagi-bagi hadiah Jam tangan bagi warga DKI.
"Keren juga kampanyenya…atau akan dibantah?" kata Yunarto lewat akun twitternya, sembari memposting foto jam tangan berwarna gold lengkap dengan bungkus berfoto Agus-Sylvi, Minggu (5/2/2017) (detiknews).
Wadduhh.. kaget saya membaca berita itu. Bukan kaget masalah jam tangannya tetapi kaget kenapa Yunarto sebagai Pengamat Politik malah menyerang Kontestan Pilkada.
Entah lagi stress atau kena masuk angin, Yunarto Wijaya malah menyerang Kontestan Pilgub DKI 2017 dengan isu murahan. Dari situ dipastikan Yunarto memang pro Paslon nomor 2 sesuai dengan Hasil Survey Charta Politica. Sudah tidak bisa lagi Yunarto Wijaya menyanggah kalau dirinya memang pendukung berat Ahok.
Dengan memposisikan dirinya sebagai pendukung salah satu kontestan Pilkada maka bisa dikatakan Yunarto sedang membakar dapurnya sendiri. Dia sudah merusak kredibilitas lembaga survey miliknya. Tidak akan ada orang yang akan percaya lagi pada hasil survey lembaga survey miliknya.
Lagipula menuduh AHY membagi-bagi Jam Tangan itu menurut saya tidak pintar dan emosional.. Coba kita telaah. Betapa bodohnya bila benar Timses AHY membagi-bagi barang yang besar ukurannya tersebut kepada warga DKI dengan resiko bisa diketahui media. Tidak mungkin Timses AHY sebodoh itu.
Foto jam tangan yang didapat Yunarto itu belum jelas asalnya. Jangan-jangan hanya hoax saja.