Mohon tunggu...
Politik

Beberapa Keganjilan Atas Penghinaan Lambang Negara dari Habib Rizieq

17 Januari 2017   06:36 Diperbarui: 17 Januari 2017   07:00 9656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau diamat-amati sepertinya saat ini  banyak orang sudah mengakui (termasuk Pedagang Kaki Lima  pada demo FPI), bahwa nama FPI saat ini sedang naik onta. Eh salah. Sedang naik daun. Hehehe.

Begitu juga dengan Habib Rizieq. Nama Habib Rizieq ini saat ini jauh lebih seksi dari  nama Ahok yang semakin tenggelam popularitasnya  sehingga berita apapun di media online yang menyangkut Habib Rizieq akan selalu di klick banyak orang.

Dunia ini selalu berputar sehingga bila saat ini si A ada diatas dan B ada di bawah, selanjutnya akan berganti menjadi si B ada di atas dan si A ada dibawah. Dan sepertinya saat ini gara-gara Kasus Penistaan Agama Ahok yang disusul Aksi Bela Islam sampai jilid 3 akhirnya membuat  Habib Rizieq mendapat posisi diatas angin sementara Ahok sedang jatuh terjerembab di bawah.

Selanjutnya dengan posisi diatas angin tersebut, tidaklah menjadi heran kalau kemudian ada pihak-pihak yang tidak menyukainya. Banyak yang tidak rela kalau Rizieq semakin ngetop dan semakin berpengaruh di kalangan pesohor baik kalangan politisi maupun lainnya.

Kalau dulu yang benci FPI adalah para pengusaha hiburan malam atau para penikmat hiburan tetapi sekarang yang membenci FPI  malah dari kalangan politisi tertentu dan  dari kalangan pendukung Cagub yang satu itu.

Sepertinya banyak dari mereka yang salah paham sehingga  menyimpulkan bahwa Kasus Penistaan Agama oleh Ahok itu bukan Kasus Hukum tetapi  upaya kriminalisasi yang dilakukan oleh FPI. Buktinya yang melaporkan Ahok atas kasus itu adalah FPI sehingga akhirnya mereka menyalahkan FPI atas terpuruknya nasib Ahok.

Kalau sudah begitu ceritanya tentu yang terjadi kemudian (biasanya) akan ada Aksi Balas Dendam.

Benarkah para pendukung Ahok itu pendendam? Benarkah PDIP itu pendendam? Ya tidak tahu. Saya bukan dukun. Hahahaha.

Tapi sepertinya ada diantara pendukung Ahok yang Pendendam sehingga terjadi Aksi Balas mempolisikan Habib Rizieq dengan kasus-kasus yang menurut saya sangat ganjil.  Mari kita lihat seberapa ganjilnya Kasus Dugaan Penodaan Lambang Negara oleh Habib Rizieq.

1.Sukmawati Soekarnoputri pada tanggal 27 Oktober 2016 melaporkan Habib Rizieq ke Bareskrim Polri atas dugaan Penodaan Lambang Negara.

2.Sukmawati melaporkan Habib karena dalam Video Ceramah 2 tahun yang lalu Habib Rizieq mengatakan bahwa Pancasila Sukarno ada di Pantat sementara Pancasila Piagam Jakarta ada di Kepala.  Menurut Sukmawati ceramah pada video itu telah menghina Lambang negara Pancasila dan telah menghina kehormatan Proklamator Bung Karno.

3.Yang menarik dari kasus ini adalah : Video yang berisi ceramah Habieb Rizieq hanya berdurasi 2 menit 26 detik. Pertanyaannya kemudian, dimanakah Video utuhnya? Berada di tangan siapa? Apa benar masih ada video utuh dari ceramah tersebut sehingga bisa dipastikan telah terjadi Dugaan Penghinaan Lambang Negara.

4.Meski cuplikan video itu sudah beredar di youtube selama 2 tahun terakhir, Sukmawati mengaku baru mendengarnya pada bulan Juni 2016.  Pengakuan Sukmawati, ada seorang teman yang memperlihatkan padanya dimana pada saat itu dirinya langsung emosi.

Ini agak aneh karena mendengar videonya pada bulan Juni 2016 tetapi melaporkan ke polisi baru pada tanggal 27 Oktober 2016.  Berarti ada 4 bulan masalah itu bukan masalah penting bagi Sukmawati.

5.Masih berkaitan dengan poin nomor 4, Bila memang benar  ceramah dalam rekaman video itu menghina Lambang Negara, mengapa selama 2 tahun ditonton puluhan ribu orang tidak ada satupun yang menyebutnya sebagai Penghinaan Lambang Negara.  Benarkah ada perkataan Habib yang menghina Pancasila?

Karena penasaran saya mencoba mencari rekaman video 2  menit itu dan menyimaknya baik-baik (rekaman video di sini).

Ternyata dari rekaman yang saya simak, dalam video itu Habib Rizieq hanya menceritakan Kronologis Perumusan Pancasila pada zaman BPUPKI dan membandingkannya dengan Rumusan Pancasila yang dikonsep oleh Soekarno.

Tidak ada yang salah dari paparan Habieb Rizieq dimana menurutnya Pancasila yang otentik itu Pancasila yang tercantum dalam Piagam Jakarta dimana didalamnya tercantum  Konsep Pembukaan UUD  45 dan Dasar Negara Pancasila yang tertulis Sila Pertama adalah : Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan syariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja.

Selanjutnya Rizieq menyebut Pancasila yang merupakan konsep Soekarno, letak Sila Ketuhanan berada di Pantat sementara di Piagam Jakarta ada di Kepala.  Disini memang kata-kata Rizieq  bisa saja dianggap sebagai perkataan kasar atau melecehkan atau dalam kapasitas berkelakar.

Poin dalam video itu sebenarnya membahas  Pancasila konsep dari Soekarno memang berbeda dengan Konsep Pancasila dari Moh Yamin yang menempatkan Sila Ketuhanan pada Sila Pertama sementara Konsep Soekarno menempatkan Sila Ketuhanan pada Sila Kelima.  Inilah yang disebut Habieb dalam Pancasila konsep Soekarno, Sila Ketuhanan ada di Pantat (urutan terakhir) sementara  Pancasila Piagam Jakarta ada di Kepala (Urutan Pertama).

Jadi menurut saya dalam kasus ini sebenarnya sulit sekali menyimpulkan bahwa  Habib Rizieq telah menghina Pancasila.

Rizieq hanya “mengejek” konsep Pancasila Soekarno yang menempatkan Sila Ketuhanan pada urutan buntut. Substansi  yang “diejek” oleh Rizieq hanya berada pada URUT- URUTAN SILA yang ada dan bukan pada ISI PANCASILA baik konsep Mohammad Yamin atau konsep Soekarno atau ISI PANCASILA yang ada hingga saat ini.

Kesimpulannya kemudian bila Polri akhirnya menetapkan Habib Rizieq sebagai Tersangka maka kemungkinannya Kasus ini akan menjadi Kontroversi Panjang yang akan membuat kondisi politik nasional kembali tidak menentu.

Demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun