Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh segala usia, tak terkecuali usia remaja. Diabetes pada remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) karena kekurangan insulin atau resistensi insulin. Ada dua jenis DM yang umum, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 diawali dengan kekurangan insulin yang absolut dan biasanya terjadi pada usia muda. Sedangkan DM tipe 2 diawali dengan resistensi insulin dan biasanya terjadi pada usia dewasa. Beberapa gejala diabetes dimulai dari sering buang air kecil, haus dan lapar yang berlebihan, serta kehilangan berat badan secara berlebihan. DM pada remaja juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti penyakit jantung, dan stroke jika tidak dikendalikan dengan baik.
Saya melihat pada zaman modern seperti sekarang, kebanyakan remaja lebih menggemari segala sesuatu yang serba cepat terlebih para anak kosan, karena selain makanannya yang enak fast food juga bisa lebih menghemat waktu. Namun, pengonsumsian makanan fast food secara berlebihan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya resiko terkena diabetes, dimana hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas karena fast food yang biasanya mengandung karbohidrat yang cepat diserap menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tajam dan meningkatkan resistensi insulin. Gaya hidup lainnya yang memiliki pengaruh yang signifikan meliputi ; diet berat, olahraga yang kurang, merokok, minum minuman beralkohol, serta tidur yang kurang dapat meningkatkan resiko terkena diabetes. Di Amerika Serikat, misalnya jumlah penderita diabetes tipe 2 pada remaja meningkat sekitar 21% setiap tahun selama periode 2001-2009. Di negara -negara berkembang juga diketahui meningkatnya kasus diabetes melitus pada remaja. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya hidup yang buruk.
Diagnosis diabetes dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah, jika hasilnya menunjukkan tingkat gula darah yang tinggi, maka diagnosis diabetes dapat ditegakkan.
Memperbaiki gaya hidup seperti mengatur pola makan dengan makanan sehat seperti sayur - sayuran, buah - buahan, protein nabati, serta biji - bijian, kemudian berolahraga, mengontrol berat badan, menghindari merokok dan minum alkohol, serta cukup tidur dapat membantu kita untuk mencegah atau mengontrol diabetes namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor genetik juga dapat mempengaruhi seseorang terkena penyakit diabetes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H