Mohon tunggu...
ANGRA PRIYA
ANGRA PRIYA Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hobi Menonton Dan Review Film

Selanjutnya

Tutup

Film

Squid Game 2: Sekuel yang Harusnya Tak Ada?

1 Februari 2025   18:55 Diperbarui: 1 Februari 2025   18:55 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://m.imdb.com/title/tt10919420/mediaviewer/rm113402369/

Setelah kesuksesan luar biasa Squid Game (2021), Netflix akhirnya merilis Squid Game Season 2. Namun, alih-alih menyajikan sesuatu yang lebih segar dan inovatif, sekuel ini justru memicu perdebatan: apakah benar-benar perlu dibuat?

Sekuel yang Dipaksakan?

Sejak awal, Squid Game dirancang sebagai serial satu musim dengan akhir yang sudah cukup memuaskan. Namun, melihat kesuksesan globalnya, Netflix tampaknya tidak ingin melewatkan potensi keuntungan lebih besar. Keputusan untuk membuat season kedua akhirnya lebih terlihat sebagai langkah bisnis daripada kebutuhan cerita.

Paralel dengan film seperti Avengers: Infinity War dan Endgame yang terbagi menjadi dua bagian, Squid Game 2 mencoba memperpanjang alur dengan subplot baru. Sayangnya, alih-alih memperdalam narasi, keputusan ini justru membuatnya terasa dipaksakan dan kehilangan daya tarik utama dari season pertama.

Cerita yang Kurang Berpondasi

Salah satu keluhan utama terhadap season ini adalah struktur ceritanya yang terasa kurang solid. Dengan dua plot berjalan secara paralel---Gi-hun berusaha menyelamatkan para pemain, sementara Junho mencari Gi-hun---perkembangannya terasa tergesa-gesa. Banyak karakter yang hanya numpang lewat tanpa pengaruh signifikan terhadap cerita utama.

Selain itu, dibanding season pertama yang penuh dengan simbolisme dan kritik sosial yang subtil, season kedua terasa terlalu eksplisit dalam menyampaikan pesan. Sistem perjudian yang lebih terang-terangan dan karakterisasi yang klise membuatnya kehilangan nuansa mendalam yang membuat season pertama begitu kuat.

Karakterisasi yang Melemah

Gi-hun sebagai tokoh utama justru terasa lebih dramatis dan kurang relevan. Keputusannya untuk menyerang Game Master di akhir season dinilai kurang masuk akal dan tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya sebagai pemenang. Bahkan, antagonis dalam season ini terasa kurang menarik dan lebih mengikuti template villain generik.

Karakter lain, seperti Junho---si polisi yang sempat menjadi sorotan di season pertama---juga tidak mendapat perkembangan berarti. Setelah episode pertama, perannya terasa seperti NPC yang tidak memberikan dampak besar terhadap cerita.

Aksi dan Hiburan Masih Ada, Tapi...

Meski mengalami banyak kekurangan, Squid Game 2 tetap menawarkan hiburan dengan permainan yang lebih seru dan suasana yang lebih ceria dibanding season pertama yang mencekam. Sayangnya, hal ini tidak cukup untuk menutupi kelemahan utama: kurangnya inovasi dan narasi yang terasa mengulang formula sebelumnya tanpa perkembangan berarti.

Bahkan, beberapa subplot terasa tidak memiliki payoff, seolah-olah penonton sengaja dipaksa untuk menunggu season ketiga demi mendapatkan jawaban. Dengan hanya 7 episode, alur cerita ini terasa tergesa-gesa dan berakhir dengan cliffhanger yang kurang memuaskan.

Kesimpulan: Sekuel yang Tak Sebanding dengan Season Pertama

Squid Game 2 bukanlah tontonan yang buruk---ini masih merupakan hiburan yang layak dinikmati sebagai serial popcorn entertainment. Namun, jika dibandingkan dengan season pertama yang ikonik, sekuel ini terasa kurang greget, kehilangan kedalaman emosional, dan terlalu fokus pada eksploitasi komersial.

Apakah Squid Game 2 masih layak ditonton? Tentu, terutama bagi mereka yang menikmati permainan intens dan visual menarik. Tapi jika berharap sesuatu yang setara atau lebih baik dari season pertama, jangan terlalu berharap banyak.

Bagaimana menurut kamu? Apakah Squid Game 2 memang seharusnya tidak dibuat, atau masih bisa dinikmati meski jauh dari harapan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun