Twisters (2024) resmi dirilis sebagai standalone sequel dari film legendaris Twister (1996). Film ini membawa cerita baru yang tetap berada dalam semesta yang sama, namun tanpa keterikatan kuat dengan kisah aslinya. Dengan efek visual yang lebih mutakhir dan pendekatan cerita yang segar, Twisters mencoba menjangkau penonton generasi baru sekaligus menghadirkan tantangan bagi mereka yang ingin membandingkannya dengan versi klasiknya.
Cerita Baru, Generasi Baru
Sebagai standalone sequel, Twisters (2024) dirancang untuk dapat dinikmati tanpa perlu menonton film aslinya terlebih dahulu. Hubungan antara kedua film ini hanya sebatas waktu kejadian yang sama-sama berada di dunia pemburu tornado. Karakter, latar, hingga cerita pun nyaris sepenuhnya berbeda.
Film ini menghadirkan Daisy Edgar-Jones, Glen Powell, dan Anthony Ramos sebagai pemeran utama. Sementara, Twister (1996) dahulu dikenal dengan penampilan ikonik Helen Hunt, Bill Paxton, Jami Gertz, dan Cary Elwes. Dengan cerita yang berlatar di era modern 2020-an, Twisters (2024) juga membawa pendekatan berbeda dalam menggambarkan konflik, termasuk menyelipkan perkembangan teknologi yang relevan dengan zaman sekarang.
Visual Modern yang Menegangkan
Salah satu nilai jual utama Twisters (2024) adalah kualitas efek visual yang jauh lebih maju dibandingkan film 1996. Dengan perkembangan CGI selama hampir tiga dekade, Twisters berhasil menghadirkan tornado yang tampak lebih realistis dan kerusakan yang lebih masif.
Berbeda dengan Twister (1996), yang mengandalkan kombinasi efek praktis dan digital terbatas, Twisters memberikan pengalaman visual yang lebih total, terutama saat disaksikan di layar lebar. Penonton diajak merasakan intensitas badai yang lebih mendalam, lengkap dengan efek kerusakan yang terlihat nyata.
Tim Produksi Baru, Semangat Lama
Twisters (2024) ditulis oleh Mark L. Smith berdasarkan cerita dari Joseph Kosinski, sementara kursi sutradara diisi oleh Lee Isaac Chung yang dikenal lewat film pemenang penghargaan, Minari (2020). Meski tim produksi ini berbeda dari Twister (1996), studio Amblin Entertainment milik Steven Spielberg tetap menjadi penggerak utama di balik layar, menjaga kesinambungan antara kedua film.
Kesuksesan atau Kegagalan?
Faktor Kesuksesan:
- Visual yang Lebih Canggih: CGI mutakhir yang menghadirkan tornado lebih realistis dan efek kerusakan yang mengesankan.
- Narasi Mandiri: Sebagai standalone sequel, Twisters (2024) memungkinkan penonton baru menikmati film ini tanpa harus mengenal versi 1996.
- Sutradara Berpengalaman: Lee Isaac Chung membawa sentuhan emosional yang relevan dengan audiens masa kini.
Faktor Kegagalan atau kekuranganÂ
- Minimnya Nostalgia: Hubungan yang terlalu lemah dengan film pertama dapat mengecewakan penggemar lama yang ingin merasakan lebih banyak elemen Twister (1996).
- Tekanan untuk Berbeda: Sebagai sequel, Twisters (2024) terus dibandingkan dengan versi aslinya yang sudah dianggap klasik.
Twisters (2024) mencoba menghadirkan pengalaman menonton yang berbeda, baik dari segi cerita maupun visual. Film ini memiliki potensi besar untuk menjangkau generasi baru, tetapi menghadapi tantangan besar untuk memuaskan penggemar lama.
Apakah Twisters mampu menjadi ikon baru dalam genre film bencana? Atau hanya akan dikenang sebagai upaya untuk memanfaatkan warisan Twister (1996)? Semua itu kini ada di tangan para penonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H