Mohon tunggu...
Angly M Sae
Angly M Sae Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Guru Biologi, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila. Pembina Literasi Sekolah dan Pembina OSIS. SDG Certified Leader.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspirasi Kegiatan OSIS di Bulan Kasih Sayang

16 Februari 2023   18:17 Diperbarui: 16 Februari 2023   18:27 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Februari dikenal sebagai bulan kasih, bulan penuh perasaan kasih dan ekspresi kasih. Sebagaimana yang dipahami semua kalangan bahwa kasih adalah hal yang mestinya dirasakan oleh semua orang, maka pengurus OSIS Sekolah Lentera Harapan (SLH) Labuan Bajo menginisiasi kegiatan donasi ke Rumah Kasih Kkottongnae Indonesia, di Labuan Bajo. Rumah Kasih tempat tinggal orang jompo dan anak-anak berkebutuhan khusus.

Apa yang dipelajari pengurus OSIS dalam kunjungan mereka ke Rumah Kasih? Apakah hanya sebatas berbagi kasih dengan membawa sembako dan uang tunai? Tidak! Tentu banyak pembelajaran yang dipetik sebagai bagian dari pembelajaran dalam berorganisasi. Agar menjadi pemimpin masa depan yang mumpuni, diperlukan kolaborasi pikiran, hati, dan tangan atau yang lebih dikenal dengan akronim 3 H (Head, Heart, and Hand). Berikut beberapa pembelajaran yang seharusnya didapat pengurus OSIS dalam kunjungan mereka ke Rumah Kasih:

Ranah Head

Rencana aksi global melalui perumusan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang lebih dikenal secara universal sebagai SDGs mengusung prinsip "Leave No One Behind" atau tidak meninggalkan satu orangpun. Di Rumah Kasih Kkottongnae, mereka menghidupinya dengan memberikan pelayanan kasih kepada mereka yang ditinggalkan masyarakat atau keluarganya dan kaum disabilitas. Di Rumah Kasih Kkottongnae, mereka yang terlantar atau ditelantarkan keluarganya dirawat dengan kasih dan diberikan fasilitas yang memadai.

Kondisi tersebut perlu dipahami pengurus OSIS. Setelah memahami kondisi tersebut, perlu dirumuskan tindakan yang dapat dilakukan. Keputusan perlu diambil dalam internal OSIS. Setiap keputusan dilakukan dengan mengutamakan musyawarah bersama. Dalam konteks ini, direncanakan untuk membuka kesempatan donasi sembako dan uang tunai bagi seluruh warga sekolah untuk diberikan ke Rumah Kasih Kkottongnae.

 Ranah Heart

Di ranah hati, pengurus OSIS perlu memahami secara emosional keadaan orang jompo dan kaum disabilitas di Rumah Kasih Kkottongnae. Mereka ditinggalkan keluarga, ditelantarkan di lorong-lorong pasar, diusir dari rumah, ataupun tidak diakui oleh keluarga karena difabel. Bahkan ada di antara mereka yang tinggal di Rumah Kasih Kkottongnae tidak pernah sekalipun dijenguk oleh keluarganya.

Rasa iba perlu ada dalam diri setiap pengurus OSIS. Tidak hanya iba secara pribadi, rasa iba akan kondisi penghuni Rumah Kasih Kkottongnae seharusnya dimiliki semua pengurus OSIS sebagai satu kesatuan organisasi. Pada momen ini, kecerdasan emosi sangat diperlukan.

Ranah Hand

Setelah memahami dengan "head" dan "heart", tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan perlu dilakukan. Pada tahapan ini, diperlukan kerja-kerja secara konsisten. Pengurus OSIS dalam musyawarah organisasi, disusun perencanaan yang tertuang dalam proposal kegiatan. Disusul dengan penyebaran poster pembukaan donasi bagi seluruh warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan orang tua siswa. Pengumpulan donasi dilakukan dalam kurun waktu satu minggu, didata dan dikumpulkan setiap harinya.

Setelah setiap donasi berupa sembako dan uang tunai dikumpulkan, semua anggota OSIS melakukan koordinasi dengan pihak Rumah Kasih Kkottongnae untuk proses distribusi. Tidak hanya mendistribusikan sembako dan uang tunai, semua pengurus OSIS mengunjungi Rumah Kasih Kkottongnae dan menyapa semua penghuninya. Melakukan kegiatan bersama, seperti berdoa bersama, bernyanyi, dan bercerita dengan tujuan menghibur dan berbagi kasih dengan mereka. Sebab, mereka juga layak mendapatkan kasih dari siapa saja.

Pada prinsipnya, belajar sambil mempraktikkan hal baik adalah cara belajar yang baik. Belajar berorganisasi sembari memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar, utamanya orang jompo dan kaum disabilitas. Dengan demikian, bulan kasih sayang tidak hanya dimaknai dalam lingkungan pertemanan, keluarga, ataupun organisasi OSIS saja, melainkan memberikan kasih kepada mereka orang jompo dan kaum disabilitas. Mereka juga membutuhkan kasih. Mereka layak menerima kasih dari semua orang. Tidak seharusnya mereka ditinggalkan, dikucilkan, apalagi tidak diberikan kasih sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun