Mohon tunggu...
Angly M Sae
Angly M Sae Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Guru Biologi, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila. Pembina Literasi Sekolah dan Pembina OSIS. SDG Certified Leader.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Zat Besi bagi Tubuh

24 Januari 2023   17:27 Diperbarui: 24 Januari 2023   17:30 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zat besi merupakan salah satu mineral sudah tidak asing didengar, baik oleh kaum terpelajar maupun khalayak umum. Zat besi (Fe) adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk hemoglobin pada sel darah merah. Zat besi juga berperan untuk membentuk beberapa protein yang penting bagi tubuh seperti myoglobin.

Zat besi (Fe) merupakan zat yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh. Zat besi juga merupakan salah satu zat yang "diizinkan" masuk ke otak karena otak tidak dapat menerima sembarang zat untuk masuk ke dalamnya. Tanpa zat besi, darah tidak dapat mengikat oksigen sehingga oksigen tidak dapat dibawa ke seluruh tubuh. Dengan begitu, tubuh akan mengalami hipoksia atau rendahnya kadar oksigen dalam sel.

 Zat besi ini sangat penting bagi semua orang dan pada semua rentang usia. Jika tubuh kekurangan zat besi, maka oksigen tidak dapat tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan tubuh akan menjadi lemas, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah mengantuk, perubahan mood yang tidak jelas, sakit kepala, hingga pingsan karena kekurangan oksigen.

Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan zat besi yang cukup. Namun, kelebihan (over dosis) zat besi dapat terjadi jika zat besi pada tubuh melebihi kadar yang diperlukan. Ketika tubuh kelebihan zat-zat tertentu, maka zat tersebut akan disimpan di hati untuk menjadi cadangan jika suatu saat diperlukan untuk tubuh. Jika tubuh mengalami kelebihan zat besi, maka zat besi akan disimpan di jantung, pankreas, dan terlebih lagi di hati. Namun, kelebihan zat besi dapat menyebabkan dampak negatif jika terlalu berlebihan dan tidak dapat dikelola dengan baik oleh tubuh. Kelebihan zat besi dapat menyebabkan kerusakan hati, diabetes, penyakit jantung, dan beberapa penyakit kronis lainnya.

Jika tubuh sangat memerlukan asupan zat besi yang cukup, jenis makanan apa yang mengandung zat besi? Lalu, kapan waktu yang tepat untuk kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi?

REFERENSI

Hidayah, W., & Anasari, T. (2012). Hubungan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet fe dengan kejadian anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan STIKes YLPP Purwokerto, 3(02).

Sudargo, T., Kusmayanti, N. A., & Hidayati, N. L. (2018). Defisiensi Yodium, Zat Besi, dan Kecerdasan. UGM PRESS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun