Mohon tunggu...
Angelia SelmaAnanda
Angelia SelmaAnanda Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa Pascasarjana UGM

Mahasiswa pascasarjana yang sedang mencoba untuk menyelesaikan study

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mompreneur di Desa Mojorejo dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga

8 November 2023   21:55 Diperbarui: 8 November 2023   21:59 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Romo Aloysius Agus Wijatmiko, Pr. (1)

Dalam sebuah keluarga seorang ibu memiliki banyak peran, namun dalam mencari nafkah para ibu sering kali disepelekan. Sedangkan para ibu memiliki banyak sekali potensi keterampilan yang bisa dikembangkan untuk menghasilkan pemasukan bagi keluarga. Dalam hal ini salah satu pemuka agama yang bertugas di Gereja St. Fransiskus Asisi Mojorejo, Blitar membuat suatu kegiatan produktif bagi para ibu-ibu di desa Mojorejo kecamatan Wates. Romo Aloysius Agus Wijatmiko, Pr. Membuat kegiatan tersebut guna memperdayakan Masyarakat di desa Mojorejo agar bisa berpenghasilan.

Sebagian besar ibu-ibu yang berdomisili di desa Mojorejo, kecamatan Wates, kabupaten Blitar adalah ibu rumah tangga yang tanpa penghasilan. Mereka hanya membantu suaminya bekerja di ladang atau hanya menjadi pengurus rumah tangganya dan mengasuh anak-anaknya. Padahal sebagai seorang ibu, mereka memiliki potensi untuk dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga karena mereka masih memiliki waktu luang yang cukup banyak setelah menyelesaikan urusan rumah tangganya. Sehingga Romo Agus mencarikan cara untuk membantu mereka agar memiliki kegiatan ekonomi yang bisa menambah pendapatan keluarga mereka.

Dahulu pernah diadakan kegiatan pembuatan panganan (kue kering, kue basah dan katering) yang bisa dijual kepada masyarakat sekitarnya. Namun kegiatan ekonomi ini tidak berlangsung lama karena daya beli masyarakat sekitar mereka juga rendah sehingga harga jual dengan biaya produksinya tidak seimbang. 

Kemudian Romo Agus mencarikan lagi kegiatan produktif lainnya yang pasarnya bukan untuk daerah tempat tinggal mereka namun luar daerah Kabupaten Blitar. Kalau pasarnya di luar wilayah Kabupaten Blitar, maka produk yang dihasilkan haruslah yang bisa bertahan lama. Berarti bukan produk makanan. Maka ketemulah kegiatan produktif berupa ecoprint pada media kain.

Dokumentasi Pribadi Romo Aloysius Agus Wijatmiko, Pr. (2)
Dokumentasi Pribadi Romo Aloysius Agus Wijatmiko, Pr. (2)

Para ibu-ibu masih belum mengetahui tentang ecoprint dan bagaimana memproduksinya. Oleh sebab itu diberikan pelatihan dengan mengundang pelaku ecoprint yang handal. Dalam pelatihan itu syarat pesertanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar dari pelatihan mereka bisa terus mempraktekkannya, bukan berhenti pada pengetahuan dan keterampilan baru dari pelatihan tanpa ada kegiatan produksi. 

Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari. Mulai pengenalan apa itu ecoprint, pengenalan akan pewarna alami yang bisa digunakan untuk ecoprint, pengenalan daun-daun yang bisa digunakan untuk ecoprint, proses dari awal pembuatan ecoprint pada media kain, hingga kain ecoprint itu siap diproduksi menjadi berbagai macam bentuk pakaian atau asesoris lainnya. Setelah pelatihan diadakan, mereka mulai belajar untuk memproduksi sendiri kain ecoprint dengan mencoba berbagai macam teknik ecoprint, daun-daun dan juga pewarna alami. 

Hasil produksi mereka ternyata cukup diminati oleh beberapa orang dari kota Surabaya dan Jakarta walaupun masih belum terlalu baik, karena masih taraf belajar. Dalam memproduksi mereka masih mendapat bimbingan dari pelatih mereka dan belajar dari internet yang jaringan sudah bisa diakses di daerah mereka. 

Dengan berjalannya waktu, mereka terus berkarya dengan mendapat masukan dari pelatih dan konsumennya sehingga semakin terampil. Kain hasil ecoprint sudah tidak luntur warnanya walaupun dicuci berkali-kali; mereka sudah bisa menghasilkan corak yang khas dibanding dengan pengrajin ecoprint lainnya. Mereka juga bisa memproduksi berbagai macam bentuk produksi selain kain. Misalnya: tas, kaos oblong, totebag, pasmina, hijab, baju untuk pria dan wanita, topi dsb.

Dokumentasi Pribadi Bpk. Fx. Muji Widada (1)
Dokumentasi Pribadi Bpk. Fx. Muji Widada (1)

Kegiatan tersebut memiliki beberapa hambatan dan tantangan, untuk pemasarannya masih mengandalkan relasi mereka dengan teman atau saudara yang tinggal di kota-kota. Walaupun mereka juga sudah mulai memasarkan pada platform digital seperti pada FB, Instagram, dan WA, namun belum dikenal secara umum. 

Mereka belum berani untuk memasarkannya melalui marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dsb, karena masih belum percaya diri dan belum ada yang membantu mereka untuk memasarkannya ke marketpalce digital tersebut. Ke depan memang diharapkan mereka bisa memasarkannya hasil karya mereka pada marketplace digital tersebut. Mereka belum juga memperoleh kesempatan untuk ikutan pameran karena tidak pernah diajak ataupun diundang oleh pihak-pihak terkait. Padahal dengan pameran, hasil karya mereka bisa dikenal secara meluas. 

Dukungan dari pemerintah desa maupun kecamatan juga tidak adanya perhatian kepada para momprenuer yang ada di desa Mojorejo kecamatan Wates, kabupaten Blitar. Baik dukungan untuk promosi, dukungan bimbingan, dukungan modal, dukungan fasilitas bahkan perhatian juga tidak mereka peroleh dari pihak pemerintah. Selama ini mereka berusaha secara mandiri dengan dibantu oleh pihak-pihak yang memiliki kepedulian kepada mereka.  Walaupun demikian para ibu ini tetap semangat untuk berkarya dan tidak menyerah walaupun tanpa dukungan dari pemerintah setempat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun