Mohon tunggu...
Angelina Misshel Oktavia
Angelina Misshel Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

dental health technology | 🦷

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stigma & Diskriminasi : Bayang-Bayang yang Menghantui ODHA

26 Desember 2024   19:38 Diperbarui: 26 Desember 2024   19:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

HIV/AIDS, penyakit yang telah menjadi momok bagi masyarakat global. Namun, yang lebih menyakitkan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) bukanlah penyakitnya itu sendiri, melainkan stigma dan diskriminasi yang menghantui kehidupan mereka. Stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Stigma merujuk pada pandangan negatif dan merendahkan terhadap seseorang atau kelompok karena status kesehatannya, sedangkan diskriminasi adalah tindakan tidak adil yang menyebabkan ODHA kehilangan hak-hak dasarnya. ODHA kerap dianggap sebagai "pembawa masalah" dalam masyarakat karena HIV/AIDS sering dikaitkan dengan perilaku yang dianggap menyimpang, seperti penggunaan narkoba suntik atau hubungan seksual berisiko. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, banyak orang masih tidak memahami bagaimana HIV ditularkan. HIV hanya dapat menular melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI, dan bukan melalui kontak sehari-hari seperti berjabat tangan atau berbagi makanan. Masyarakat masih menganggap HIV/AIDS sebagai penyakit yang memalukan dan menular. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA memiliki dampak yang luas. Mereka mengalami kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, pekerjaan, dan pendidikan. Beberapa ODHA melaporkan perlakuan buruk di fasilitas kesehatan, seperti penolakan pengobatan, perlakuan tidak hormat, atau pelanggaran privasi terkait status HIV mereka. ODHA sering kehilangan pekerjaan atau tidak mendapatkan peluang karir setelah status HIV mereka diketahui, meskipun penyakit ini tidak mempengaruhi kemampuan kerja mereka. Mereka juga mengalami kekerasan, pelecehan, dan pengucilan sosial karena ketakutan terhadap penularan HIV yang didasari oleh informasi keliru. Hal ini menyebabkan ODHA merasa terhina, tidak berharga, dan kehilangan harapan. Untuk mengatasi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, perlu dilakukan beberapa upaya. Pertama, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang HIV/AIDS melalui edukasi dan kampanye. Kedua, membuat kebijakan yang mendukung dan melindungi ODHA. Ketiga, menyediakan layanan kesehatan yang memadai dan dukungan psikologis. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA tidak hanya merugikan individu yang terinfeksi, tetapi juga menghambat upaya global untuk mencegah dan mengobati HIV/AIDS. Melalui edukasi, empati, dan kebijakan inklusif, kita dapat menciptakan masyarakat yang mendukung ODHA untuk hidup dengan lebih sehat, produktif, dan bermartabat. Mari kita bersama-sama menghadapi dan mengatasi stigma dan diskriminasi ini, agar ODHA dapat hidup dengan dignitas dan harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun