Mohon tunggu...
Wiana Paragoan
Wiana Paragoan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulislah sampai kau tak punya daya lagi. Abadikanlah setiap momen lewat kata dan ga mbar. Penyayang kucing. Pencinta kopi dan teh. Want to know more about me, visit my blog at angkothijau.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Cuti-cuti Terakhir di Malaysia

5 Oktober 2012   08:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pusat Pemerintahan Yang Tertata Rapi di Putra Jaya

Setibanya di Hotel, kami langsung menuju Putra Jaya. Informasi yang saya peroleh dari Mr. Soldier, Putra Jaya merupakan kompleks pemerintahan. Jadi semua instansi pemerintahan dipusatkan di sana, lokasinya tidak berserakan. Dan menurut dia bangunannya tertata rapi. Prinsip saya itu harus melihat langsung baru bisa dibuktikan kebenarannya. Sepanjang perjalanan, Mr. Soldier bercerita soal Putra Jaya. Kompleks administrasi dan pemerintahan ini baru didirikan pada tahun 1995. Nama Putra Jaya diambil dari nama perdana menteri Malaysia pertama, Tungku Abdul Rahman Putra. Menurut Mr. Soldier, pembangunan Putra Jaya ini sebelumnya juga ditentang oleh para pembangkang (mungkin semacam oposisi ya?) karena dianggap pemborosan anggaran. Namun, akhirnya mereka menerima setelah kompleks ini berdiri, kata Mr. Soldier. Putra Jaya ini memiliki luas sekitar 4931 hektar. Sejarahnya, pemerintah Malaysia membeli lahan ini dari Kerajaan Selangor. Bangunannya memang megah dan modern. Semua tertata rapi. Di kompleks ini, juga terdapat 7 jembatan, namun saya hanya melalui Jembatan Seri Wawasan sebelum menuju Putra Jaya. Dari Jembatan Seri Wawasan ini saya bisa melihat Mesjid Terapung. Pemandangan yang bagus untuk didokumentasikan. Di Putra Jaya ini ternyata juga menjual suvenir, tapi harganya sama saja dengan di Pasar Malam Petaling Jaya. Intinya adalah pintar menawar harga barang. Dan jangan tunjukkan kamu sangat berminat dengan barang itu, karena sudah pasti penjualnya tidak akan menurunkan harga. Cuaca di Putra Jaya ini, kalau kata Mr. Soldier, panasnya keterlaluan alias sangat-sangat panas. Kalau tidak mau repot membawa payung, ya cukup oleskan tabir surya saja sesering mungkin :)

Beberapa Hal Unik

Oya, ada beberapa hal yang tidak / jarang ditemui disini, yakni pengemis dan pengamen. Mungkin hanya ada satu atau dua yang saya temui. Selain itu, saya juga tidak menemukan sampah dan polisi lalu lintas. Sama seperti waktu melancong ke Singapura. Kalo menurut, Mr. Soldier, tidak adanya polisi lalu lintas karena masyarakatnya termasuk patuh hukum, karena hukumannya berat di sini. Hanya CCTV yang dipasang untuk mengawasi lalu lintas. Dan hal unik lainnya adalah soal taksinya, nama pengemudi taksinya tertera di pintu depan. Dan jenis taksinya pun 'oldschool', kecuali teksi eksekutifnya.

Harga Makanan

Sekadar bocoran saja, harga makanan yang dijual di sini tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Sekitar RM 6 - RM 10. Percaya atau tidak saya membeli Tom Yam dengan harga RM 6 sekitar Rp. 18 ribu-an. Rasanya cukup memuaskan. Kalau ingin ke Mc Donald, kamu tidak akan menjumpai nasi, karena memang tidak disediakan di sini. Untuk harga minuman di rumah makan sekitar RM1 - RM2.

Oke, cukup sekian cerita cuti-cuti ke Malaysia. Selama berada di Kuala Lumpur, saya bisa menyimpulkan, Malaysia memang tengah gencar promosi wisatanya lewat program Visit Malaysia. Dan tidak setengah hati, terbukti mereka sudah siap dengan sarana transportasi yang memadai untuk turis dan informasi yang dibutuhkan para pelancong. Indonesia juga harus bisa lebih, karena destinasi wisata lebih banyak. Salah satu yang perlu diperbaiki itu ya sarana transportasinya.

Maaf ya, kalau tulisan ini tidak menyertakan tarif bis karena kebetulan, turnya sudah menyiapkan mobil jemputan. Tapi jangan khawatir, karena informasi tentang rute bis sudah disediakan dan cukup jelas kok. Jangan lupa membawa peta ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun