Mohon tunggu...
KPK (Kelompok Pemerhati Kucing)
KPK (Kelompok Pemerhati Kucing) Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Daripada hujan uang di negeri orang lebih baik hujan duit di negeri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Awas, penjahat pemetik bunga berkeliaran di antara kita

13 Oktober 2015   11:48 Diperbarui: 13 Oktober 2015   11:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Dengan dicokoknya Agus Dermawan seorang residivis pemerkosa dan pembunuh anak di bawah umur yang jenazahnya dilipat di dalam kardus bekas dan dibuang di sebuah gang di bilangan Kalideres Jakarta Barat maka sesungguhnya membuktikan bahwa di negeri ini memang sudah darurat penjahat pemetik bunga. Pemetik bunga adalah sebuah kiasan yang dipopulerkan oleh cerita silat untuk seorang pendekar yang hobbinya berburu virgin untuk diperkosa kemudian dicampakkan. Ternyata orang-orang sakit jiwa seperti itu yang menjurus ke perilaku paedofil tidak saja hanya berada di dalam dunia persilatan tetapi memang ada dalam dunia nyata bahkan sangat mengerikannya, orang-orang berperilaku seperti itu ada di sekitar kita bahkan bebas bergaul dengan siapa saja yang orang kebanyakan tidak tahu bahwa ada iblis tersembunyi yang menyamar layaknya orang baik-baik. Penjahat pemetik bunga ini bisa saja hidup bersembunyi di lembaga pendidikan termasuk pendidikan agama, di sekitar pemukiman kita, bahkan siapa tahu pula di antara kompasianer ini salah satu atau salah duanya berperilaku sebagai penjahat pemetik bunga.

Berkat kegigihannya tak mengenal lelah Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Polres Metro Jakarta Barat bekerja keras siang dan malam dengan membentuk satuan tugas memburu penjahat pemerkosa dan pembunuh anak-anak di bawah umur ini akhirnya berhasil menangkap penjahat yang sesungguhya berdasarkan pengembangan beberapa barang bukti dan alat bukti valid yang akhirnya menggiring pelaku yang akhirnya keluar pengakuan bahwa dia memang pelakunya yang dilanjutkan dengan sebuah rekonstruksi di TKP. Penjahat pemerkosa dan pembunuh ini tidak saja menggemparkan Jakarta dan sekitarnya tetapi ada juga di Batam sesuai informasi media, korbannya terus bertambah. Konon aparat di sana tidak segesit di Jakarta untuk melacak dan menangkap pelakunya.

Pemetik bunga ini memang sangat lihai merayu anak-anak agar masuk jebakannya dengan iming-iming hadiah uang atau pakaian atau lainnya termasuk HP misalnya. Seperti korban anak perempuan umur 9 tahun di Kalideres berinisal PNF ini sebelum kejadian petaka menimpa dirinya, memang sejak pulang dari sekolah tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi menurut penuturan sepupunya ketika memergoki dia dan ditanya dia menjawab akan bertemu temannya. Ketika sepupunya mencoba mengikutinya diam-diam rupanya dia tahu kalau diikuti sesegera itu pula dia berlari menghilangkan jejak masuk ke dalam gang-gang sempit. Melihat kenekatan gadis kecil ini yang tidak mau orang lain tahu ke mana dia perginya, kemungkinan Agus Dermawan si tersangka paedofil ini sudah menjanjikan sesuatu kepadanya dan perpesan pula bila kepergian dia sebisa mungkin tidak diketahui oleh siapapun. Kalau prediksi ini benar, berarti Agus Dermawan sudah merancang sebelumnya untuk mengundang PNF ke bedengnya bukan karena seperti versi kepolisian bahwa dia memperkosa gadis kecil ini secara spontanitas sebab pengaruh narkoba. Harusnya pihak penyidik jangan terlalu percaya kepada omongan penjahat ini karena dia akan berupaya meringankan hukumannya kalau dia melakukan secara spontan tanpa merencanakan terlebih dahulu.

Untuk mendeteksi awal bahwa wilayahnya telah kedatangan pemetik bunga, para Ketua RT dan RW harus lebih jeli bahkan warga sektar segera melaporkan apabila salah satu warga ada yang berperilaku aneh misalnya ada salah satu warganya yang lebih senang bergaul dengan anak-anak baik anak lelaki maupun perempuan daripada bergaul dengan orang seumuran dia. Sebab mencegah lebih baik daripada terungkap setelah kejadian. Warga memang harus dilatih untuk peduli keamanan wilayahnya agar kejahatan apapun bisa diminimalisasi untung-untung kejahatan bisa ditiadakan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun