Dia Bayu
Seorang lelaki tinggikurus
Yang aku temui
Di
Negeri Tidur.
Laki-laki yang usianya tidak jauh beda denganku
Memperkenalkan namanya sambil tersenyum,
Dia membenarkan tenda yang sudah roboh
Dan yang paling membuatku tertawa sangat keras, ada
Hewan Peliharaan
Yang selalu bersamanya
Berwarna
Abu-abu.
“Adam, anak baik itu tidak boleh keseringan cemberut. Nanti setan akan lebih mudah menghasut.”
Dia mengusap bulu
Kucing
Lucu.
Walaupun tanpa melihatku
Aku sangat yakin kalau kata-kata itu
Bukan untuk kucing yang sedang kepayahan menjilat-jilat kakinya
Karena kucing itu sesekali diganggu kupu-kupu yang menari di atas kepala dan bahu.
Aku ragu, apa dia tahu namaku
Anak pemalu yang suka tidak percaya diri di kelas empat
Pernah menumpahkan makanan ringan saat sedang kerja kelompok pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Aku
Juga masih suka menangis kalau Ibu lebih sering mengajak adikku yang berumur lima tahun
Pergi
Ke pasar untuk membeli mainan baru
Apa dia akan datang ke mimpiku dua kali?
Dan menolong mengerjakan tugas sekolah dari Pak Abdullah
“Adam, bangun! Ayahmu sudah pulang dari tadi, dia juga punya dua tenda untuk kamu dan adik. Maafkan adikmu yang sudah merusak tenda.”
Aku mengusap wajahku, ternyata masih ada sisa air mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H