Mohon tunggu...
Ang Jasman
Ang Jasman Mohon Tunggu... -

: KAN KUTULIS HARI-HARIKU Hingga tubuh meranggas dan kering. Lembar-lembar kosong itu tetap menganga lapar. Lagi kutulis catatan yang tak juga sudah. Jemari pun renta lemas dan terkapar. Entah berapa buku telah kutulis. Entah berapa lagi harus kutulis.Baiklah, berikan buku-buku yang kau sediakan. Kunyalakan bara api di jemari, di tangan, di sekujur tubuh. Kujadikan tinta segala darah, lelah dan airmata ini. Hingga kau puas. Meraih tanganku masuk rumahmu. Di akhir senyum kausodorkan air penebus. (ang jasman) -- angjasman.blogspot.com --

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dan Senja Mulai Luruh

21 Oktober 2013   23:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dilabuhkan sebuah jukung yang menyongsong gelombang

menyisir teluk makin jauh tak menjanjikan tepian.

.

langit makin tak peduli, wajahnya menjelaga dan kelam

tinggal cuma kerlip bintang dan bulan pasi di sudut matanya

langkah makin sendiri, menguntai jejak panjang di pasir basah.

.

mentari sudah lama menyusup dipelukan garis cakrawala

terasa diri yang sendiri, sepi, piatu di keluasan semesta

tak ada sesiapa meski sebatang rokok atau secangkir kopi.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun