Mohon tunggu...
Ang Jasman
Ang Jasman Mohon Tunggu... -

: KAN KUTULIS HARI-HARIKU Hingga tubuh meranggas dan kering. Lembar-lembar kosong itu tetap menganga lapar. Lagi kutulis catatan yang tak juga sudah. Jemari pun renta lemas dan terkapar. Entah berapa buku telah kutulis. Entah berapa lagi harus kutulis.Baiklah, berikan buku-buku yang kau sediakan. Kunyalakan bara api di jemari, di tangan, di sekujur tubuh. Kujadikan tinta segala darah, lelah dan airmata ini. Hingga kau puas. Meraih tanganku masuk rumahmu. Di akhir senyum kausodorkan air penebus. (ang jasman) -- angjasman.blogspot.com --

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang Nobel Kesusasteraan

13 Oktober 2013   02:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alice Monru (82) menyusul aku melompat ke dalam angkot jurusan Lebak Bulus. Bus P-20 itu terus melaju meninggalkan hiruk pikuk di depan TIM. "Buku pertamaku terbit ketika aku 57 tahun," Alice melanjutkan di antara himpitan penumpang. Aku celingukan mencari-cari di antara kepala dan tangan bergelantungan memegang palng besi. Malam makin mendesak seperti udara panas di dalam bus yang makin mengental.

"Bung, kreativitas tak kenal umur. Menulislah sampai darahmu kering dan nafasmu tersengal." Aku tak menangkap kata-katanya, pikiranku sibuk menebak dimana Alice.

"Ah, jangan-jangan dia masih di TIM, atau di Swedia, menikmati hadiah Nobel yang diterimanya."

............

Sejak kebiasaan melihat dan mendengar makin subur, maka menulis jadi kebiasaan yang langka yang hanya berkembangan di kalangan terbatas.

Siapa yang mengatakan menulis itu gampang? Coba saja menulis prosa ~ cerpen atau novel ~ atau puisi tak semudah dibayangkan.  Ada saja yang menjegalmu, terutama dari dalam dirimu. Ragu menerakan kata pertama, bimbang akan kualitas tulisan, atau tak henti bertanya-tanya  tentang gagasan yang menarik dan abadi.

Betul, cerita ada di mana-mana bahkan kita lahir dalam kubangan cerita. Cerita bunda sebelum tidur, gosip di kalangan perempuan, percakapan di warteg, anekdot di koran-koran. Malah kita tumbuh dan menua bersama cerita, tentang perebutan kekuasaan, tokoh-tokoh yang korupsi, tetangga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.. pokoknya macam-macam.

Dan kini, kemenangan bunda Alice Monru (82) atas Anugerah Nobel Kesusasteraan menyadarkan kembali akan pentingnya kebiasaan membaca dan menulis.

..................

Jika dulu aku tidak menghentikan kegiatan tulis-menulis cerpen dengan beralih ke scenario film, bisa jadi tahun 2013 ini aku yang bersaing dengan Alice Monru dan bukan dengan Haruki Murakami.

Hahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun