Mohon tunggu...
Angin Sepoi
Angin Sepoi Mohon Tunggu... lainnya -

hanya kabar angin..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[fabel] Kura-kura Hendak Berlari

7 November 2015   23:57 Diperbarui: 8 November 2015   00:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Angin Sepoi, No. 109

 

Lihatlah di sana. Di bawah pohon kelapa yang berbuah lebat itu. Kuku Si kura-kura sedang merenung sambil mencelupkan kaki depannya ke dalam sungai kecil yang mengalir di hadapannya. Dia sedang bingung. Bingung memikirkan perihal tantangan Kelin Si kelinci untuk berlomba lari esok hari. Bila dipikirkan dengan akal sehat, dalam perlombaan yang jujur, semua pasti sudah dapat menduga hasilnya. Kelin pasti menang. Dilain pihak, Kuku tidak ingin mendapatkan kemenangan dengan cara-cara yang tidak jujur. Disamping itu, Kuku pun tidak ingin kehilangan harga diri karena menolak tantangan itu. Dia tidak ingin disebut pengecut yang meyerah sebelum berlaga.

“ Ada apa anak muda? “ sebuah suara menyapa.

Kuku tersentak. Menoleh kesana-kemari. Mencari-cari sumber suara itu.

“ Aku di sini, di bawah sini. “ kata suara itu lagi.

Kuku menoleh ke bawah. Ternyata di sana seekor keong tua sudah sedari tadi mengamati tingkah Si Kuku.

“ Ah, tidak kek. Hanya sedang mendinginkan kepala “ jawab Kuku.

“ Mendinginkan kepala kenapa kaki yang kau celupkan ke air? He he he..” Si keong tua terkekeh.

“ Aku sedang bingung kek. Aku ditantang berlomba lari oleh Kelin Si kelinci. Kakek kan tahu, dalam perlombaan yang jujur, sudah jelas hasilnya. Kelin pasti menang. Dilain pihak, saya tidak ingin mendapatkan kemenangan dengan cara-cara yang tidak jujur. “ jelas Kuku. “ Kalau saja bisa, aku tidak ingin terlahir sebagai kura-kura. Aku ingin seperti hewan lain yang bisa berlari cepat. Atau seperti burung yang dapat terbang. “ sambungnya.

“ Jadi menurutmu, makhluk yang bergerak lambat seperti aku ini jelek begitu? “ tanya Si keong tua.

“ Eh, bu.. bukan begitu kek. Hanya untuk diriku saja, eh. Jangan tersinggung dong kek. “ Kuku tergagap.

“ Ha ha ha, kamu kira semudah itu aku tersinggung? “ Keong tua tertawa. “ Sudahlah, kamu batalkan saja perlombaan itu. Berlari bukanlah pekerjaan kura-kura. “

“ Tapi kek, nanti aku dituduh pengecut..! ”

“ Justru dengan menerima tantangan berlomba lari itulah kamu jadi pengecut..! “ kata Si keong tua. “ Aku sungguh heran dengan generasi zaman sekarang. Rata-rata sama saja. Sama-sama takut menjadi diri sendiri. Tidak siap menghadapi kenyataan. Lambat menjadi dewasa. Sampai tua masih saja mencari jati diri “ sambungnya dengan suara geram.

“ Ja.. jadi saya harus bagaimana kek? “ Tanya Kuku takut-takut.

“ Kamu tidak perlu minder karena kelinci bisa berlari lebih cepat. Kamu tidak perlu meladeni tantangan lomba lari, karena kamu diciptakan bukan sebagai pelari. Kamu hanya perlu percaya diri sebagai kura-kura. Jadilah kura-kura yang sungguh-sungguh kura-kura. Tidak perlu meniru-niru makhluk lain. Seperti halnya harimau tidak perlu belajar menggonggong. Kamu tidak perlu latihan berlari. Kecepatan kura-kura ya seperti kamu itu. Tapi meskipun lambat, kamu adalah makhluk yang berumur panjang. Disitulah keunikan dirimu yang patut kau syukuri. Masing-masing makhluk memiliki keunikan tersendiri. Maka jadilah dirimu sendiri. “ nasehat Si keong tua.

Wajah si kuku berubah menjadi cerah. Mendung yang tadi sempat menggelayutinya sirna disinari cahaya matahari kebijaksanaan yang dipancarkan Si keong tua.

“ Baiklah, aku akan menolak tantangan itu. “ kata Kuku sambil tersenyum riang.

 

 *NB: Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

 

* Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun