“puasa dong.. abang gak puasa ya? Belum tahu ya, ada puasa sunnah hari ini? Masak teman fesbuknya gak ada yg ngingetin?”
“tahu.. banyak kok yg bikin setatus itu..” jawab buyung.
“terus kenapa abang gak puasa? Kan disunnahkan..”
“menurutmu mana yg harus didahulukan, ibadah wajib atau ibadah sunnah?” tanya buyung.
“tentu saja ibadah wajib bang..”
“nah, siang ini saya diwajibkan untuk makan..” kata buyung.
“loh, kok? Masak ada pula makan siang yg hukumnya wajib bang? Ajaran siapa pula itu? Abang ikut aliran aneh2 gitu ya?”
“makan itu kebutuhan makhluk hidup. Saya wajib makan, karena tubuh saya butuh makan dan kebutuhan hidup itu wajib dipenuhi. Itu sunnatullah..”
“tapi masak ada sunnah Rasul yg bertentangan dg sunnatullah sih bang? Abang mau ngeles ya? Bilang aja, malas mengerjakan sunnah. Katanya cinta Rasulullah, kok malas mengerjakan sunnah? ha3..”
Buyung terdiam, menghentikan langkah, menatap anak muda itu sejenak. Lalu menepuk2 bahunya sambil tersenyum. Kemudian berbelok ke kanan, masuk ke gang kecil menuju tempat kosnya. Dalam hatinya berkata, bagaimana reaksi dia? Kalau tadi saya berterus terang bahwa saya wajib makan indomie siang ini karena dari kemarin saya belum makan apapun..
Kawan, apakah puasa kita sudah merasakan laparnya orang lain, kalau kita masih merasa heran ketika mereka butuh makan?