Pertemuanku dengan Indah malam itu masih tidak bisa aku lupakan. Pertemuan yang tidak sengaja dan tidak lama, tetapi entah mengapa aku merasa pertemuan itu begitu berkesan. Mungkin karena aku merasa menemukan model yang tepat untuk proyekku atau aku menyukai Indah. Ah! Entahlah. Aku tidak bisa melupakannya.
Tok. Tok. Tok. Pintu diketuk orang.
"Silahkan masuk!" Kataku sambil tetap menatap komputerku yang sedari tadi belum aku hidupkan.
"Permisi pak. Ini ada tamu."
Aku lihat Indah berdiri di depan pintu yang terbuka. Dia memakai baju merah. Anggun, cantik dan membuatku tidak bisa percaya dengan apa yang kulihat di depanku.
"Boleh aku masuk?"
"Ooo silahkan... silahkan..." Terbata aku menjawabnya. Ah! Kenapa aku gugup begini.Â
"Silahkan duduk." Aku memberikan kursi yang dari tadi kosong. Posisinya bisa berhadapan dengan tempatku duduk tanpa harus terhalang layar komputer.
Kupandangi wajah Indah tanpa kata-kata. Entah kemana perginya kata-kata itu. Indah juga diam. Kami terbisu.
"Ohya, Indah mau kan jadi modelku? Aku butuh model. Ini konsepnya."Â
Aku mencoba memecah keheningan yang membuatku gelisah. Kuberikan catatan konsep yang sudah aku buat. Indah menerima dan membacanya. Ah! Perempuan ini memang cantik dan cocok dengan konsep ceritaku.