Di tempat ini aku pernah menuliskan satu sajak tentang rumput kering di musim hujan. Ya! Di tempat ini aku terpesona dengan pemandangan rumpu-rumput kering dan pohon-pohon tanpa daunan ketika musim masih menjatuhkan air hujan dari atas langit.
Kamu tahu kan maksudku? Ah! Kamu selalu tahu apa yang aku pikirkan. Kamu selalu tahu apa yang aku ucapkan. Kamu selalu tahu tentang aku, yang bahkan aku sendiri tidak yakin pada diriku.
Seharusnya aku memang tidak meninggalkanmu di sana dengan alasan apapun, termasuk alasan mencari sang angin yang tak tahu dimana rimbanya. Aku terlalu egois sehingga aku tidak mengerti semua pengorbananmu untukku.
Lalu setelah aku mendapatkan apa yang aku inginkan, aku baru sadar. Engkau telah meninggalkanku seperti rumput-rumput kering di pada savana. Aku tak akan bisa melihat lagi melihat senyummu meskipun kucurahkan semua hujan di atasmu. Yang ada hanya doa dan kesadaran betap pentingnya dirimu untukku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H