Buku karya Ersta Andantino ini saya terima dari sahabat saya yang manis dan baik hati,Arie Rie Rachmawati. Hebatnya lagi ada bubuhan tanda tangan si penulis buku tepat di lembar pertama setelah cover buku. Sebuah hadiah yang tidak mungkin saya sia-siakan, apalagi hadiah ini saya terima tepat sebagai hadiah ulang tahun yang kebetulan jatuh di bulan Januari.
"Wuni: Sebuah Legenda Tanah Jawa", begitu judul buku ini tertulis. Membaca judul ini saya langsung berpikir tentang kisah pendekar tanah Jawa seperti Wiro Sableng, atau kisah tentang raja-raja tanah Jawa seperti Jaka Tingkir atau Jayabaya, atau setidak-tidaknya mungkin bersinggungan dengan cerita wayang. Atau mungkin sebuah novel tentang seorang tokoh luar biasa yang bernama Wuni. Namun kali ini aku salah besar!
Buku ini bercerita tentang perjalanan nasib seorang pemuda modern dan berpendidikan tinggi yang harus menjalankan takdirnya untuk kembali ke desa. Kembali ke desanya yang bernama Wuni. Kisah yang menceritakan pertentangan antara dunia modern dan dunia klasik bahkan menjurus klenik. Bagaimana pemuda yang bernama Jaka harus menjalani takdirnya yang bisa dibilang luar biasa, sebuah perjalanan hidup yang sebetulnya mudah menjadi sangat rumit saat bersentuhan dengan harta, tahta dan wanita.
Bahasa yang disampaikan oleh penulis sangat lugas dan mudah dicerna. Namun bahasa yang kelihatan sederhana ini, ternyata mampu menghadirkan alur cerita yang apik dan susah ditebak. Pembaca seolah-olah dipaksa untuk mengikuti perasaan yang ada dalam cerita. Bahkan sampai-sampai pembaca berada di ruang yang tidak bisa dikatakan.
Hanya ada satu kalimat yang bisa saya tuliskan: "Buku ini layak untuk dibaca sampai habis."
Ditulis oleh: Ki Suki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H