Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matahari dan Rembulan di Sudut Hati

11 April 2016   18:28 Diperbarui: 11 April 2016   18:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

matahari
cahaya yang menghidupkan
melahirkan gerak tiada henti

rembulan
cahaya yang meredupkan
mengurai penat seharian tadi

tinggal
dimana engkau meletakkan
matahari dan rembulan
di hatimu

 

Secarik kertas berisi puisi itu terus kupegang. Entah berapa lama aku membaca puisi itu berulang-ulang. Aku belum juga mengerti apa yang dimaksud oleh puisi itu.

Puisi itu aku terima dari Putri, kekasihku yang entah bagaimana ceritanya tiba-tiba saja memutuskan hubungan kami. Kata putus itu keluar bersamaan dengan puisi yang sampai sekarang membuatku galau tingkat dewa. Seharusnya aku sedih dan kecewa dengan keputusan itu, tetapi puisi itu menghancurkan semua rasa sedih dan kecewaku dan diganti dengan galau. Galau dalam ketidakmengertian.

Sudah tiga hari ini puisi ini menemani waktuku yang bergerak perlahan. Malam menjadi lebih panjang. Sekali lagi aku baca puisi itu. Dan sekali lagi sampai aku tidak bisa menghitungnya lagi. 

Tiba-tiba pintu kamar kostku diketuk orang. Aku membuka pintu itu. Dewi! Ada apa lagi ini. Dewi adalah sahabat dekat Putri.

"Wo. Celaka Wo!" Suara Dewi berteriak-teriak seperti orang yang melihat hantu pocong pakai baju pink dan payung warna ungu.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Kamu baca ini Dewo." Kata Dewi menyerahkan sebuah kartu undangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun