"Siapa saja yang masih tinggal di padepokan, ayo keluar! Tunjukkan batang hidung kalian! Ini Nero, jagoan kami, menantang kalian!"
Mendengar nama Nero, Bajul yang masih anak-anak saja langsung gemetaran. Dia memegang tangan Ben. Namun sepertinya Ben tenang saja.
"Bagaimana ini Ben? Apa perlu kita lari saja?" Kata Bajul ketakutan.
"Tenang saja. Aku akan hadapi Nero".
Ben berjalan keluar dengan tegak. Bajul tetap gemetaran di belakang. Dia sepertinya lebih memilih ambil langkah seribu sebelas. Kok sebelas? Ya biar tambah cepat, karena kalau seribu, kakinya satu bolanya tiga. Kalau seribu sebelas, kakinya tiga bolanya satu. Cepat kan?
Melihat Ben melangkah tegak menuju ke lapangan. Banyak anggota penjahat yang gemetaran juga. Sepertinya memang benar berita yang beredar, bahwa Ben lebih hebat dari gurunya Ki Samad. Nyatanya saat ini Ben dengan tenang melangkah menghadapi Nero!
- oOo -
Suasana tegang. Ben dan Nero berhadap-hadapan. Semua yang hadir di sana cemas, gelisah dan penasaran. Nero seperti raksasa besar yang menakutkan. Ben seperti ular raksasa yang meliuk-liuk diterpa angin. Suasana yang mencekam membuat beberapa orang yang tidak terlalu berani akhirnya memilih kabur. Hanya ada beberapa orang yang bertahan.
Baaaammmm!!!!
"Nero."
"Ben."