Sampai di Kediri jam 10 malam dengan angin malam yang menghembus dingin. Dingin-dingin seperti ini, kuliner yang tepat adalah yang hangat-hangat. Kebetulan saat berhenti di alun-alun kediri, tepatnya di depan pusat kuliner alun-alun Kediri, kami melihat warung angsle. Kata orang jawa "tumbu nemu tutup", artinya pas atau cocok. Meskipun Kediri terkenal dengan tahu pong, namun saat-saat seperti ini angsle adalah pilihan yang tepat.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/15/angsle3-55f770dd7497735e05365b88.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Angsle di tempat ini tergolong berbeda dengan biasanya. Kuah angsle, roti dan ketannya sama dengan angsle yang lainnya. Namun angsle di sini tidak ada kacang. Sebagai gantinya menggunakan agar-agar warna-warni dan mutiara warna-warni. Jadi selain sensasi rasanya berbeda, penampakan angslenya terlihat penuh warna.Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/09/15/angsle2-55f770f77497735e05365b8a.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Â
------
Ditulis oleh Ki Suki
Foto-foto adalah koleksi pribadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI