Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Religi Asta Tinggi di Sumenep

9 September 2015   07:50 Diperbarui: 9 September 2015   07:50 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asta Tinggi adalah salah satu wisata religi yang terkenal di Sumenep, kota yang berada di ujung timur Madura. Berada di ketinggian kawasan Kebon Agung Sumenep, tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang dicari. Setiap harinya banyak wisatawan baik perorangan maupun rombongan datang ke tempat ini. Ada yang sekedar melihat-lihat hamparan makam para bangsawan di Sumenep ini, atau ada juga yang melakukan ritual keagamaan untuk mengenang para pendiri dan peletak kemajuan di kota Sumenep ini.

Tempat ini tidak jauh dari pusat kota Sumenep. Ada angkutan umum yang bisa mengantarkan sampai ke Asta Tinggi. Banyak wisatawan menggunakan bus, karena mereka datang dalam rombongan. Hal ini sepertinya menjadi budaya masyarakat Madura atau Jawa Timur saat melakukan wisata religi. Jangan khawatir, bila anda menggunakan kendaraan pribadi, banyak terpasang tanda arah untuk menuju tempat ini. Bahkan saat kita masuk ke kota Sumenep dari arah Pamekasan atau Surabaya, kita bisa menemui tanda-tanda arah ini.

Asta Tinggi ini dibangun oleh Panembahan Somala, kemudian dilanjutkan oleh Sultan Abdul Rahman dan Penmabahan Natakusuma II. Asta Tinggi sendiri berarti Asta Raja atau Makam para raja atau bangsawan.  Itu sebabnya situs ini terdiri dari hamparan makam para raja yang pernah berkuasa di Sumenep. Sebaiknya kita berhenti sejenak di tempat informasi, di sana akan ada penjelasan tentang situs ini. Ada juga buku kecil tentang sejarah situs ini yang dijual seharga 10ribu rupiah. Lumayan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kerajaan Sumenep yang pernah berjaya di masa lampau. Sebaiknya kita mengikuti aturan yang ada di sana, setidaknya untuk menjaga situs baik secara fisik maupun secara ritual.

Kalau kita masuk ke dalam pemakaman yang ada di dalam gedung utama, kita bisa ikut berdoa. Setidaknya mendoakan agar jasa-jasa para pendahulu kita ini bisa menjadi amalan baik, atau mendoakan agar tempat ini bisa terus terjaga sebagai salah satu situs yang bisa menjadi "tetenger" bagi generasi mendatang. Biasanya rombongan-rombongan yang datang ke sini juga melakukan hal yang sama.

Salah satu hal yang menarik di situs Asta Tinggi ini adanya papan informasi yang ditulis dalam tiga bahasa: Bahasa Caraka, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Penempatannya juga berbeda. Informasi yang disajikan merupakan bagaimana situs ini dibangun dan ajakan untuk melestarikannya. Hal ini juga menunjukkan bahwa bahasa tulis yang berkembang di daerah Sumenep adalah tiga bahasa itu.

 

------
Ditulis oleh Ki Suki
Foto-foto adalah koleksi pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun