Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FSC] Surat Cinta Buat Minah

14 Agustus 2011   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:48 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teruntuk seseorang yang paling kusayangi, Minah Kamu cantik. Ya cantik! Kalau kamu dikumpulkan dengan gadis-gadis yang cantik, kamu terlihat paling cantik. Eh, hati-hati dong, makan es krimnya bukan jarinya. Dibilangin cantik kok malah grogi sih. Masak es krim sudah habis, kok terus saja dijilat-jilat. Capek deh. Kamu pinter masak. Kalau dikumpulkan dengan juru masak sedunia, masakanmu terasa paling enak, asal tidak lupa ngasih garam saja. Pasti kamu bilang, makan garam kebanyakan itu berbahaya bisa darah tinggi, dan darah tinggi itu bisa menyebabkan tegangan tinggi berubah menjadi tegangan menengah-rendah. Travo dong. Kamu sabar dan pengertian. Bayangkan aku terlambat 1 jam saja, kamu masih saja tersenyum meski tangan kirimu menyembunyikan pisau dan air matamu yang masih basah. Eits, itu karena kamu sedang mengiris bawang. Sudah aku katakan kalau ngiris bawang itu caranya bawang diletakkan di atas tatakan lalu diiris tipis-tipis, bukannya bawang dimasukkan mata… ya pedes lah. Kamu memang bukan dari keluarga kaya, meski tidak juga bisa dibilang miskin. Tidak ada mobil mewah parkir di halaman rumahmu, cuman ada 10 buah angkot. Lah iya… bapakmu memang juragan angkot. Namun bukan itu semua yang menyebabkan aku cinta kamu. Karena cinta memang tidak harus selalu punya sebab. Jadi jangan tanyakan kenapa aku cinta kamu, karena aku tidak akan bisa menjawabnya. Salahnya bu guru dan pak guru tidak pernah ngajari rumus cinta, kalau rumus ABC sih aku hapal luar kepala… Iya! Di luar kepala alias hilang entah kemana. Jadi tolong katakan kepada ayah dan ibumu, aku akan melamarmu bulan depan. Akan kubawakan bunga terindah yang pernah ada… bunga bank. Pasti dengan bunga itu kamu bisa membeli bunga-bunga yang lain. Cuman tolong diisi sendiri ya. Salam cintamu yang sedang ronda keliling kampung Dodol Ditulis: Ki Suki - no peserta 65

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun