Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warna Langit adalah Warna Hatimu

9 Juni 2011   06:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:42 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan mencampur warna merah dan hijau. Bayangkan saja kalau kita pakai baju merah celana hijau atau sebaliknya, terus lewat di depan rumah tetangga yang sedang duduk-duduk bersama, kira-kira apa yang terjadi. Pasti para tetangga sama-sama melihat kita dan berpikir, “Wah tetangga kita itu kayaknya mau ke dokter jiwa ya…”. Padahal kalau tidak salah seragam team sepak bola kamerun juga campuran hijau dan merah, berarti mau main bola kayaknya. Jangan ketawa dulu, ini maunya cerita sedih dan romantis. Hari itu aku sedang memperhatikan anakku yang begitu asyiknya menggambar. Dia memang suka sekali menggambar. Dan kali ini dia menggambar cukup aneh, menggambar pemandangan dengan warna pohonan merah dan langitnya hijau. Kutunggu dia menyelesaikan gambarnya. Saat gambarnya selesai, dia menunjukkan padaku dan bertanya, “Bagaimana ayah?” Kupandangi sejenak keanehan dari gambar itu, lalu aku menjawab,”Coba tunjukkan ke ibumu dulu.” “Tidak mau.” Jawab si kecil menggelengkan kepala. “Lho kenapa?” “Ibu pasti marah kalau lihat gambar ini. Kata ibu warna langit itu biru dan warna daun itu hijau.” Jawabnya tegas. Aku hanya menarik nafas panjang. “Kan ayah yang bilang bahwa warna langit itu warna hati…” Aha, ini dia. Rupanya kalimat ini yang dipegangnya untuk menggambar. Berarti apapun warna dalam goresan tangannya adalah warna hatinya. Aku tersenyum. Ternyata anakku benar-benar mengerti. Jadi anehkah bila langit diwarna hijau dan pohonan diwarnai merah? Nah itu tergantung pada bagaimana suasana hati kita untuk menangkapnya. Agar tidak salah menangkap artinya, sebaiknya kita makan dulu dengan kenyang, lho apa hubungannya ya? Kata orang, saat kenyang apapun menjadi lebih indah dari sebelumnya. Percaya atau tidak sebaiknya aku makan dulu….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun