Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mesin Pembuat Puisi Secara Online

14 Januari 2015   04:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi teman-teman yang aktif di Kompasiana, tentu menulis bukan hal yang sulit apalagi menulis puisi. Lebih-lebih lagi bagi anggota fiksiana. Namun tidak semua orang bisa menulis puisi. Hasil survey yang sempat kami lakukan pada 40 orang mahasiswa teknik, ternyata 80% menyatakan tidak bisa dan tidak pernah menulis puisi. Dan dari jumlah itu, 60% menyatakan senang membaca puisi-puisi ringan. Mengingat usia mereka masih muda, puisi yang paling mereka sukai adalah puisi tentang cinta.

DI pihak lain, teknologi komputer dengan kecerdasan buatannya sangatv memungkinkan untuk melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia termasuk menulis puisi. Itu sebabnya kami mencoba membuat sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk membuatkan puisi bagi orang-orang yang tidak bisa menulis puisi. Aplikasi ini tidak hanya memberikan jalan buat mereka mencoba belajar menulis puisi atau sekedar ingin menuliskan puisi buat seseorang.

Aplikasi ini dinamakan dengan Mesin Pembuat Puisi atau Poem-Generator. Bagi yang tertarik mencoba membuat puisi dengan aplikasi ini, bisa mengunjungi website ujicoba kami di poemgenerator.zz.mu. Di website ini juga tersedia beberapa puisi dari beberapa penulis terkenal yang akan menjadi database referensi untuk membuat puisi-puisi yang baru dengan topik tertentu.

[caption id="attachment_346153" align="aligncenter" width="600" caption="Tampilan website dari mesin pembuat puisi"][/caption]

Untuk bisa membuat puisi, terlebih dahulu harus menjadi member dalam website ini. Caranya mudah. Klik saja tombol Login yang ada di bagian kanan atas. Kemudian isikan nama user dan password , lalu pilih Register. Kemudian user mengisi identitas khususnya alamat email. Hal ini sangat berguna bagi kami bila user akan memberikan komentar tentang puisi-puisi yang dibuat oleh mesin ini. Setelah login maka akan muncul menu baru yaitu generate puisi. Dengan pilihan ini user bisa dibantu membuat puisi.

[caption id="attachment_346160" align="aligncenter" width="600" caption="Pilihan Generate Puisi setelah login"]

14211590651745239939
14211590651745239939
[/caption]

Saat membuat puisi, user harus memilih kategori dari puisi yang akan dibuat. Ada enam pilihan kategori puisi ini yaitu kemanusiaan, ketuhanan, kebangsaan, alam, cinta dan kehidupan. Setelah itu tinggal klik tombol dan komputer akan membuatkan puisi sesuai dengan kategori atau tema yang dipilih. Beberapa puisi hasil dari mesi pembuat puisi ini adalah:

sebelum segala menanti wajah merapuh! tuk
perahu menanti dengan rasa akan menjadi wajahnya
sebelum ‘kan hati dua
perahu nanti
sebelum sekarang hampa tapi kuterima cinta sejati
sebelum Perahu ku tak terduga kau
sebelum Pasti merasai hampa dan
sebelum menanti
walau segala Pasti padamu berbalas rasa
walau saat nanti

Atau puisi yang ini:

walau manis suatu
hampa ku ta terasa saat nanti darimu
sebelum ku tak kunjung dua kita
walau masa untuk terus dua leher
perahu mati sekarang mati tiba persinggahan tiba
perahu menanti dan lupakanlah
perahu ku tak berbalas
perahu saat ini suci suatu
sebelum Ajal
sebelum tuk nya mati

Mesin pembuat puisi ini menggunakan teknik pembangkitan data secara acak berdasarkan data-data relasi antar kata dari puisi-puisi referensi. Algoritma pembangkitannya menggunakan analogi mesin roulette dengan probabilitas sesuai dengan metadata hasil puisi-puisi referensi. Teknik ini terlbilang sederhana dan bisa jadi merupakan ide "meniru ala burung beo".

Mau mencoba? Ini program versi awal dari mesin pembuat puisi secara online yang akan terus kami kembangkan sampai programnya mampu membuat puisi sederhana meski tidak bisa dikatakan sebagai sebuah karya sastra yang baik. Masih banyak yang harus dibenahi dalam program ini selanjutnya. Namun seperti kata Ebiet G Ade, kami bangga karena setidak-tidaknya kami punya cita-cita.

------
Ditulis oleh: Ki Suki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun