Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Parodi

19 Februari 2015   20:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ada sebuah negeri yang kaya
sumber daya alamnya melimpah
tidak akan habis meski dikeruk tujuh belas turunan
sampai-sampai menghidupi negeri tetangga dan
negeri nun jauh di sana
namun penduduknya hidup bertahan
di bawah garis kemiskinan abadi
karena mereka harus membayar mahal tanah dan air
di atas tanah air mereka sendiri

di negeri ini
tanahnya adalah tanah tersubur yang pernah ada di dunia
orang tinggal menancapkan sebatang kayu
maka pohon akan tumbuh sendiri
pertanian tinggal menunggu masa-masa panen
namun petani jangan pernah bermimpi
merasakan hidup di atas garis kemiskinan
karena mereka harus membeli bibit, pupuk dan obat
dengan harga yang jauh lebih tinggi
dari hasil panen mereka yang melimpah

di negeri ini
ikan-ikan dan binatang laut tinggal dipancing dan dijaring
jumlah selalu banyak dan tiada habisnya
karena biota lautnya luar biasa
namun nelayan jangan pernah berhayal
menikmati kekayaan laut
karena harga hasil tangkapan dan nyawa mereka
tak lebih dari sebuah mainan palsu
dan gula-gula yang hanya membuat orang diabetes

di negeri ini
banyak orang pintar dilahirkan
menyabet banyak penghargaan tingkat dunia
namun orang pintar tidak diharapkan di sini
lebih baik pergi kalau mau hidup layak
karena harga mereka tidak lebih dari
para preman yang kerjanya nodong
dengan pistol kayu dan tak berpeluru

negeri ini adalah negeri parodi
dimana  semua bisa tertawa
sebelum ditertawakan

------
Ditulis oleh: Ki Suki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun