Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor dasar yaitu kelahiran (fertility), kematian (mortality), dan migrasi (migration). Migrasi dapat diartikan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu daerah ke daerah yang lain. Orang yang melakukan migrasi disebut dengan migran. Migrasi penduduk terjadi karena adanya ketidakpuasaan atau tidak adanya ketersediaan kebutuhan dari daerah asal sehingga memaksa penduduk tersebut untuk mencarinya ke wilayah lain agar dapat terpenuhi kehidupan. Potensi masing-masing wilayah mempunyai perbedaan sehingga menyebabkan terjadinya migrasi di suatu wilayah.
Di Indonesia, penduduk tidak hanya migrasi dari satu daerah ke daerah lain (migrasi internal) tetapi mereka juga migrasi ke negara lain (migrasi internasional) bahkan juga migrasi dari kota ke kota lain tanpa tinggal secara permanen atau biasa disebut dengan migrasi ulang alik. Ada juga 3 jenis migrasi yang biasanya digunakan untuk menggambarkan pola migrasi di Indonesia yaitu migras seumur hidup, migrasi risen dan migrasi total. Pola tersebut biasanya menggunakan data yang resmi.
Migrasi memiliki efek yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, migrasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan beberapa cara. Pertama, migrasi membantu meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia di suatu daerah, sehingga meningkatkan produksi dan pendapatan. Kedua, migrasi juga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dengan membantu meningkatkan konsumsi dan investasi. Ketiga, migrasi dapat meningkatkan kemampuan teknologi dan kemampuan manusia yang tersedia di suatu daerah, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Namun, migrasi juga dapat memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Misalnya, migrasi dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja di daerah asal, sehingga mengganggu produksi dan pendapatan. Selain itu, migrasi juga dapat menyebabkan perubahan struktur penduduk yang tidak seimbang, sehingga dapat mengganggu stabilitas sosial dan politik.
Dalam beberapa penelitian, hasil menunjukkan bahwa migrasi memiliki efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Morris (1973) menunjukkan bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembangunan terdapat suatu trade-off. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pertumbuhan penduduk akan membawa konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk pendatang dan pada akhirnya pertumbuhan penduduk daerah tujuan menjadi meningkat.
Namun, penelitian lain juga menunjukkan bahwa migrasi memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2001) menunjukkan bahwa terkonsentrasinya kegiatan ekonomi pada suatu daerah tertentu memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi. Daerah lain yang tidak menjadi konsentrasi kegiatan ekonomi akan memberikan pendapatan yang rendah sehingga dapat mengganggu stabilitas ekonomi.
Kesimpulannya, migrasi memiliki efek yang kompleks terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara migrasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, kegiatan ekonomi, dan kemampuan teknologi. Migrasi juga dapat memiliki dampak negatif dengan menyebabkan kekurangan tenaga kerja di daerah asal dan perubahan struktur penduduk yang tidak seimbang. Oleh karena itu, kebijakan yang tepat harus diambil untuk mengoptimalkan efek positif migrasi dan mengurangi dampak negatifnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H