Back Yi-jin belajar mengenai ketangguhan dari Na Hee-do. Dari Na Hee-do pula, Back Yi-jin mengenang masa-masa diusianya yang bertingkah tanpa beban hingga akhirnya berteman dengan nasib buruk. Na Hee-do sangat percaya diri dan walaupun sering ditinggal bekerja oleh ibunya, hatinya tidak hampa, tidak terlalu menghiraukan semua kesulitannya.Â
Setiap pulang dari bekerja, Back Yi-jin pulang ke rumah induk semangnya. Anak dari pemilik tempat tinggal yang sekarang, Seung-wan adalah siswa teladan yang juga satu kelas dengan Na Hee-do. Bedanya, Seung-wan ikut ekskul jurnalistik sepert Back Yi-jin. Dari pertemanan Na Hee-do dengan Back Yi-jin, Ko-Yurim terjebak permusuhan baru dengan Na Hee-do. Di masa lalu, Ko-Yurim adalah pacar pertama Back Yi-jin. Bukan Na Hee-do namanya jika tidak belajar dari permusuhan yang dipelihara ini, demi jadi atlet terhormat, Na Hee-do berteman baik dengan Seung-wan.
Dan hubungan Na Hee-do dan Ko-Yurim, ada bumbu baru. Seung-wan punya teman kecil bernama Ji-Woo. Ji-Woo seorang saingan Na Hee-do dalam memperebutkan rangking bucit dikelasnya. Anak-anak remaja memang selalu punya sejuta alasan untuk menemukan kesenangan, kenangan dihukum guru, bahkan yang awalnya adalah musuh berubah jadi sahabat.Â
Kesalahan Na Hee-do adalah selalu bersungguh-sungguh dalam bertindak, dan tidak goyah oleh hiruk pikuk kesulitan hidup. Pulang sekolah, ada Back Yi-jin yang mengasuhnya. Kejujuran hatinya, jiwa remaja yang riang bahkan kepandaian bersilat lidah didapatkan Na Hee-do dari berlatih setiap hari dengan ibunya ada di rumah.Â
Seung-wan adalah penyiar radio remaja. Suaranya didengar orang-orang di kotanya. Ceritanya tanpa menggunakan skrip, Seung-wang berbicara dari hati ke hati dengan pemirsanya. Adik Back Yi-jin selalu mendengarkan siaran Seung-wan. Cerita remaja picisan dimulai oleh Ji-Woo, teman seumur hidup Seung-wan. Walaupun sifat mereka sangat bertolak belakang Ji-Woo naksir Ko-Yurim.Â
Saat Ko-Yurim dihukum, Ji-Woo solider pada Na Hee-do, buku pelajarannya diberikan ke Na Hee-do dan membiarkan dirinya dihukum. Kesulitan hidup akan semakin sulit jika remaja remaja ini tidak fokus dengan cita-citanya. Ji-Woo hanya ingin bersama Ko-Yurim. Perasaan itu bersambut walaupun Ji-Woo bukan tipe pria idaman Ko-Yurim, hatinya yang terjajah Na Hee-do sejak jadian sama Back Yi-jin, hal ini menjadi sebab Ko-Yurim tidak punya pilihan.Â
Walaupun secara penampilan Ji-Woo lebih keren, lebih fashionable, dan Seung-wan selalu ada disampingnya apapun keadaannya. Mereka besar bersama dalam asuhan keluarga sepupu. Liburan bareng mereka lakukan saat summer school.Â
Atlet seperti Na Hee-do dan Ko-Yurim jadi sahabat saat mereka dihukum karena Na Hee-do seolah-olah menang tipis dan berbuat curang terhadap Ko-Yurim, benar-benar telak. Na Hee-do yakin kecepatannya melebihi banyak mata yang melihat, namun dia dipermalukan dan Na Hee-do meninggalkan acara press conference. Coach Yang prihatin dan turut merasakan kesedihan Na Hee-do sebagai atlet saat meninggalkan medalinya di meja.Â
Perasaan ini ditanggapi oleh reporter baru, si anak magang, siapa lagi kalau bukan Back Yi-jin. Tim redaksi diapresiasi oleh kepala redaksi karena Back Yi-Jin menyanggupi untuk menuliskan berita liputan dan tayang di prime. Dan hasil keberhasilan berita olahraga dilanjut dengan shooting untuk film dokumenter. Back Yi-jin membujuk Na Hee-do dan Ko-Yurim untuk mau shooting. Anggap saja seperti latihan biasa. Ko-Yurim yang dingin kepada Na Hee-do, lama lama mencair. Na Hee-do menemukan banyak waktu untuk konfirmasi atas semua sikap Ko-Yurim. Coang Yang yang mengetahui hubungan Na Hee-do dengan Ko-Yurim sudah membaik, coach Yang memberikan izin mereka untuk berlibur bersama. Dari shooting ini, terungkap cerita masa lalu Coach Yang dengan ibu Na Hee-do.
Remaja usia tanggung pasti bahagia jika sang reporter selaku penanggung jawab kegiatan berlibur adalah kakak senior sekolah mereka. Back Yi-jin yang dewasa, melakukan bimbingan bagaimana remaja kinyis-kinyis ini dapat berlibur ke tempat yang jauh tanpa pengawasan orang tua. Momen berlibur digunakan Back Yi-jin mengunjungi ibunya di pesisir pantai. Mereka jadi anak pantai, santai saat berlibur, dengan warna-warna baju dan juga warna warni perasaan mereka.Â
Film ini masih sama dengan k-drama lainnya, 16 episode, dengan segmen untuk usia 13 tahun ke atas. Film ini menyadarkan kita bahwa seorang atlet bisa kuliah melalui jalur beasiswa. Remaja penyiar radion pun terlatih membawakan berita, dan bisa kerja paruh waktu saat kuliah. Dan keadaan krisis ekonomi seorang atlet bisa mendapatkan gaji yang layak walaupun harus pindah kewarganegaraan. Berbagai krisis dan konflik batin teratasi dengan persahabatan teman-teman solid.Â