Berkunjung ke Malaka seperti kembali ke zaman lampau. Parameswara - yang konon adalah seorang Pangeran Sriwijaya yang lari dari Palembang karena serangan Majapahit, menemukan desa yang terletak sangat strategis di pinggir Selat Malaka di abad 15. Laksamana Cheng Ho, Portugis, Belanda, Inggris meninggalkan jejaknya di desa itu di kemudian hari.
[caption id="attachment_79536" align="alignnone" width="300" caption="Sunset di Malaka"][/caption] [caption id="attachment_79547" align="alignnone" width="300" caption="Sunset dari Menara Taming Sari"][/caption] Malaka, sebuah kota tua yang berpadu dengan indahnya dengan kemajuan modern.Dari menara berputar – Menara Taming Sari, tampak begitu rapi tertatanya kota ini. Maritime museum, A Famosa Fort, Eye on Malaysia, Dataran Palawan Shopping Mall, dan Condominium berbaur jadi satu di 360 degreesnya Malaka. Maritime museum yang adalah replica kapal Flora de La Mar tenggelam di pesisir Malaka kala membawa plunder balik ke Portugis menggambarkan kejayaan maritim Malaka di masa lampau. A Famosa dibangun Portugis tahun 1511 yang kini sudah tinggal reruntuhan tetap berdiri teguh mengingatkan kita akan perang-perang antara kolonial dan masyarakat lokal. Bagaimanapun jayanya di masa lalu, Malaka tak mau ketinggalan menatap masa depan dengan melanjutkan pembangunan fasilitas fasilitas modern seperti shopping mall dan condominium.
[caption id="attachment_79537" align="alignnone" width="300" caption="Maritim Museum - Replika Flora De La Mar"][/caption] [caption id="attachment_79554" align="alignnone" width="300" caption="A Famosa Fort"][/caption] [caption id="attachment_79539" align="alignnone" width="300" caption="Dataran Palawan Shopping Mall"][/caption] [caption id="attachment_79542" align="alignnone" width="300" caption="Modern Building dan Condominium di Malaka "][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H