Mohon tunggu...
anggun yzz
anggun yzz Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

fenomena sosial pada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Suronan

12 September 2023   21:55 Diperbarui: 12 September 2023   22:30 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam sebuah desa tentunya terdapat tradisi yang sudah melekat sejak yang dilakukan turun temurun sejak dulu, tradisi dalam sosiologi diartikan sebagai adat istiadat dan kepercayaan secara turun temurun yang dapat dipelihara. Apalagi pulau jawa yang sangat kaya dan erat akan kaitannya dengan fungsi simbolis dan juga kaya akan macam-macam budaya (chanda paramesti et al., 2023) Adapun ritual yang masih sangat melekat hingga saat ini seperti selametan, metoni, rebowekasan, suronan dan lain sebagainya. 

Disini saya akan membahas salah satu tradisi yang sudah sangat melekat di desa candisari kec.mranggen kab.Demak. Suronan merupakan sebuah Tradisi di malam 1 Suro atau ritual Suroan menitik beratkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam 1 Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat Islam yang hadir melaksanakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya mara bahaya.

Di Desa Candisari pada malam 1 suro biasanya melaksanakan selamatan yang merupakan sebagai bentuk ritual yang dilaksanakan Masyarakat setempat yang paling menonjol yang biasanya diisi dengan doa bersama (anis, 2014) . setelah melaksanakan doa bersama dilanjut dengan makan ambengan yang biasa dibuat per rumah satu ambengan, ambengan itu sendiri merupakan makanan yang terdiri dari tujuh macam sayuran yang di masak urap dan nasinya ditaroh di dalam kendil dan telur rebus, yang dimanakan setelah melaksanakan doa bersama setelah itu makan bareng diatas nampan, makannya yaitu ditukar dengan masakan rumah lain sehingga dapat menciptakan nilai sosial yang sangat erat pada Masyarakat dari kebersamaan melalui acara suronan tersebut. 

Selain itu terkadang juga melaksanakan pementasan wayang kulit, Wayang kulit merupakan kebudayaan yang menggambarkan nilai-nilai positif dan merupakan warisan budaya yang adiluhung, sehingga Tradisi Suronan turut andil dalam melestarikan wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa. Selain itu, diwilayah lain juga mengadakan tradisi pembersihan keris atau barang-barang pusaka dari para leluhur.

DAFTAR PUSTAKA

anis, madhan. (2014). 525-Article Text-2014-1-10-20180417. Jurnal Seuneubok Lada, vol.2, 1--8.

chanda paramesti, olga, putu sudiarna, gusti, & suarsana, nyoman. (2023). 1819-1826. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2, 1--8.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun