Kalor Penguapan Sebagai Energi Pengaktifan" untuk memenuhi tugas di mata kuliah ini.Â
Halo Semuanya perkenalkan nama saya Anggun Vitanida Simanjuntak dengan NIM 4223131013 dari kelas PSPK 22 B Univeritas Negeri Medan. Saya adalah salah satu dari bagian kelompok 2 (dua) pada mata kuliah Praktikum Kinetika dan Kesetimbangan Kimia. Disini saya akan membuat artikel mengenai "Secara umum penguapan (evaporasi)adalah perubahan suatu zat cair menjadi uap.Penguapan juga berarti perpindahan massa zatcair ke atas dengan adanya gradien temperaturantara permukaan zat cair dengan udaradiatasnya. Hal ini merupakan peristiwakonveksi alami. Konveksi alami terjadi akibatadanya efek gaya apung yang bekerja padafluida. Efek gaya apung merupakan mekanismeyang terjadi karena adanya gradient massa jenis. Massa jenis akan menurun jika temperaturfluida meningkat, begitu juga sebaliknyatemperatur meningkat maka massa jenis fluidaakan menurun. Fluida yang ringan (memilikimassa jenis yang rendah) akan menempati posisi yang lebih atas. Sehingga jika terusmenerus diberi panas maka temperatur fluidaakan terus meningkat dan massa jenisnya akanterus menurun dan terjadilah penguapan. enguapan merupakan suatu proses yang terjadi pada permukaan fluida (surface phenomena), dapat terjadi pada tekanan uap jenuh lebih kecil dari tekanan udara luar dan temperatur fluida dibawah temperatur didih. Syarat terjadinya penguapan adalah tekanan parsial air di udara lebih kecil daripada tekanan uap jenuh. Jika temperatur fluida mencapai temperatur 100 C pada tekanan standar 1 atm (1,033 kg/cm) yang dikenal dengan proses pendidihan maka proses penguapan akan terjadi pada bagian volume fluida (volume phenomena) sehingga proses penguapan terjadi lebih cepat. Kecepatan penguapan bergantung pada temperatur fluida, besar ikatan antar molekul, luas permukaan zat cair, tekanan, dan pergerakan udara disekitarnya (Baride dan Maturbongs 2020)
Untuk mengetahui besarnya energi kinetis atau energi aktivasi yang diperlukan untuk proses oksidasi material. Pada proses oksidasi yang memakai TGA, terdapat hubungan antara berkurangnya masa aluminium akibat meningkatnya temperatur (lihat gambar 1). Bila
pertambahan masa adalah suatu fungsi dari temperatur pada laju pemanasan konstan (dengan laju pemanasan sebagai parameter), maka dapat diasumsikan bahwa laju oksidasi sesaat (laju kehilangan berat), refleksi dari kehilangan berat, adalah fungsi dari fraksi aluminium yang tidak terdekomposisi . Pada tahun 1889 Arhenius mengusulkan sebuah persamaan empirik yang memberikan nilai dasar dari hubungan antara energi aktivasi dengan laju proses reaksi.persamaan arhenius menggambarkan pengaruh temperatur terhadap konstanta laju reaksi. Persamaan dibawah ini kemudian ditulis ulang :
k=A-E/RT Â Â Â Â
A=faktor frekuensi atau faktor Arhenius
E=Energi aktivasi (J/mol)
R=Konstanta gas (8,314 J/mol K)
T=Temperatur absolut (oK)
 Â
ln k= ln A-E/RT
atau dapat disederhanakan menjadi:
Â
Persamaan terakhir merupakan persamaan garis lurus X adalah 1/T dan sumbu Y adalah lnk,kemiringan garis sama dengan (-Ea/RT). Maka untuk itu energi aktivasi dapat dihitung.(Nukman dkk.,2019)
Tujuan Percobaan :Â
1. Mengetahui waktu yang diperlukan etanol untuk menguap pada lima suhu yang berbeda-bedaÂ
2. Mengetahui pengaruh perbedaam suhu terhadap laju reaksiÂ
Alat yang digunakan :Â