Mohon tunggu...
Anggun Tiara
Anggun Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jambi

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Air dan Sanitasi: Dimana Posisi Indonesia?

7 November 2022   16:00 Diperbarui: 7 November 2022   15:59 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketersediaan air bersih dan sanitasi sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat masih menjadi problematika klasik di negeri ini yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini, dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat. Kedua aspek tersebut memiliki keterkaitan dan membentuk karakteristik lingkungan hidup dalam kawasan permukiman. Kondisi sanitasi yang buruk juga dapat menjadi pemicu pencemaran air dan penyebaran wabah penyakit, seperti diare dan malaria. Dampak berkepanjangan yang mungkin terjadi adalah kematian.

Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) tercatat hingga akhir tahun 2019 akses air bersih baru mencapai 72%. Tidak meratanya akses air paling dirasakan oleh masyarakat pedesaan. Di mana 6.000 warga desa sangat sulit untuk mendapatkan air bersih dan harus berjalan kaki puluhan kilometer membawa galon dan jeriken. Belum lagi, jika di sekitar desa tersebut tidak terdapat sumber air, maka mereka harus menunggu datangnya bantuan dropping air bersih dari pemerintah.

Data Kementerian Kesehatan (2020) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 8,6 juta rumah tangga Indonesia yang masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Selain itu, diperkirakan sebanyak 28 juta masyarakat Indonesia juga masih mengalami kekurangan air bersih (Water.org, 2020). Padahal, perilaku BABS dan konsumsi air tidak layak minum dapat menjadi faktor pendorong dalam penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karenanya, target penyelesaian permasalahan tersebut tertuang pada tujuan ke enam dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yaitu "Menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua."

Permasalahan air ini juga memengaruhi sektor pertanian yang mayoritas pekerjannya adalah masyarakat desa. Imbasnya lahan pertanian mereka akan mengalami gagal panen yang mengakibatkan terganggunya perekonomian mereka.

Setidaknya, terdapat tiga permasalahan utama krisis air bersih di Indonesia.

a). Pertama, kurangnya kesadaran masyarakat di Indonesia tentang kebersihan lingkungan.

b). Kedua adalah masih banyaknya pencemaran air. Masalah ini kerap muncul sebagai dampak dari pemukiman dan industri, atau penggunaan teknologi yang kurang ramah terhadap lingkungan. Air pun terkontaminasi mikroorganisme berbahaya termasuk senyawa polutan mikro mutagenik dan karsinogenik, senyawa penyebab kanker, sehingga turut memberikan dampak buruk pada makhluk hidup.

c). Ketiga adalah alokasi anggaran yang ada di  daerah yang hendak digunakan untuk meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi masih sangat minim.

Permasalahan dan solusi air bersih di Indonesia, untuk menanggulanginya diperlukan peran aktif dari pemerintah, sektor swasta, dan kita sebagai masyarakat umum. Berikut adalah hal yang perlu dilakukan.

1). Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta maupun masyarakat sekitar.

Beberapa pabrik masih "nakal" dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke sungai.  Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyarakat sekitar yang kerap membuang limbah rumah tangga secara sembarangan.

2). Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan.

Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya. Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor.

3). Sosialisasi intensif kepada masyarakat.

Pemerintah harus memberikan himbauan terkait beberapa hal penting kepada masyarakat.

Salah satunya adalah pelarangan BAB (buang air besar) di ruang terbuka, terutama sumber-sumber air semisal sungai dan danau. Selain itu, limbah rumah tangga juga perlu diolah dengan tidak mencampur atau membuang limbah cair bersama benda-benda padat dan cemaran berbahaya.

4). Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini.

Poin terakhir ini juga merupakan tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus kepada anak-anak yang berusia lebih muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggaet sekolah-sekolah untuk terus mengedukasi para siswa tentang tema-tema kesehatan, lingkungan, dan kepedulian sosial melalui materi-materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi muda, kita bisa lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan.

Hampir semua aktivitas manusia membutuhkan air. Kebutuhannya adalah sebuah kemutlakan. Air juga hak hidup setiap orang di muka bumi ini. Memburuknya mutu air akan memperbesar biaya yang harus dikeluarkan dalam memperoleh sumber air bersih dan layak untuk dikonsumsi. Tak hanya pemerintah, masyarakat  juga harus menjaga kebersihan sumber air agar tidak tercemar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun