Mohon tunggu...
Anggun Tampubolon
Anggun Tampubolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

love ur self

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip to Bangunan Museum Nasional Jakarta

7 Juli 2023   13:02 Diperbarui: 7 Juli 2023   13:09 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
museum nasional jakarta -museum gajah (foto dok. pribadi)

Awal sejarah Museum Nasional ataupun disebut dengan Museum Royal Batavia Socienty of Arts an Sciences Batavia ini berawal pada tahun 1778 tepatnya pada tanggal 24 April. Pada saat itu Museum Nasional masih belum digagas bahkan belum terbentuk. Museum ini lebih dikenal sebagai Museum Gajah lantaran adanya patung Gajah perunggu di halaman depan museum yang merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn dari Thailand, yang berkunjung ke tempat ini pada tahun 1871.

Museum ini mulai dibuka untuk umum sejak Tahun 1868, kini terdiri dari 2 (dua) gedung  untuk penyimpanan koleksi di Museum Nasional yaitu Gedung A dan Gedung Arca (Gedung B). Gedung A untuk menimpan berbagai koleksi dari relief, stupa, arca dewa dan dewi sampai dengan prasasti zaman melayu kuno, Kerajaan Hindu-Budha dari berbagai daerah di indonesia dengan konsep semi terbuka. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah arca Bhairawa Buddha yang ditemukan di Perkebunan Padang Roco, Sungai Langsat Provinsi Sumatra Barat. Sedangkan Gedung B (Gedung Arca) dengan empat lantai memiliki koleksi yang lebih beragam lagi. Dari Zaman prasejarah tentang manusia dan lingkungannya, ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi sosial, dan emas serta keramik. 

Pada tanggal 11 juni 2022, waktu itu saya mengunjungi Museum Nasional yang lokasinya cukup strategis di jantung ibukota yaitu di Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat.

Jika kita datang dari arah depan, gedung Arca berada di seblah kanan. Dengan pintu masuk yang ditandai dengan loket penjualan tiket.  Tapi waktu itu saya beli tiketnya online jadi tidak perlu lagi mengantri untuk beli tiket masuknya, Harga tiket untuk dewasa adalah sebesar Rp. 5000, anak - anak Rp. 2000 dan wisatawan mancanegara Rp. 10.000. Tertera juga pada tiketnya, waktu operasional museum yaitu setiap hari, kecuali hari Senin dan hari besar tutup. Untuk waktu bukanya, dari pagi pukul 8.00 - 16.00 WIB. kecuali hari Sabtu - Minggu buka jam 8.00 - 17.00 WIB. Terbukti bahwa Museum Nasional cukup ramai oleh pengunjungnya. 

Disisi pintu, ada petugas penjaga buku tamu yang akan memberikan buku saku Museum Nasional. Lalu, kita akan memasuki pintu dengan melewati pintu pemeriksaan, waktu itu saya bawa tas lalu diarahin untuk ditaro ditempat penitipan tas karena tidak diperbolehkan membawa tas ukuran besar ke dalam museum tersebut. 

Pada saat memasuki Gedung A saya disambut dengan Patung Bhairawa. Patung dengan tinggi 414 cm ini ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat dan diperkirakan berasal dari abad ke 13 dan 14. Patung ini adalah manifestasi dari dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Buddhisatwa (pancaran Buddha) di bumi. Patung ini berupa laki - laki yang sedang memegang cangkir tengkorak di tangan kirinya dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya dan berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak.

Patung Bhairawa Buddha (foto dok. pribadi)
Patung Bhairawa Buddha (foto dok. pribadi)

Penampakan gedung A (foto dok. pribadi)
Penampakan gedung A (foto dok. pribadi)

Desain bangunan Museum Nasional masih sangat khas berdiri kokoh dengan sentuhan gaya kolonial berwarna putih. Saat sampai ke pintu masuk, patung gajah perunggu nan ikonik siap menyambut anda. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi Prasejarah, Arkeologi masa klasik atau Hindu - Buddha, Numismatik dan Heraldik, Keramik, Etnografi, Geografi dan sejarah dengan total koleksi kurang lebih 141.899an benda. Bangunan museum ini terdiri dari gedung lama dan gedung baru dengan pintu masuk digedung lama yang masih terlihat bersih dan terawat.

Seisi koleksi yang ada di museum sangat menarik karena menyimpan cerita tersendiri dan juga kaya akan nilai seni. Tetapi terlepas dari estetikannya, merawat dan mempertahankan peninggalan berharga ini juga menjadi salah satu tantangan tersendiri.

Tidak jarang juga terlihat beberapa koleksi yang memang sudah sempat retak, tidak lengkap, dan hilang di beberapa bagian sisinya.

Patung Ganesha (foto dok. pribadi)
Patung Ganesha (foto dok. pribadi)

Patung Ganesha (foto dok. pribadi)
Patung Ganesha (foto dok. pribadi)

Pengunjung diberikan kesempatan untuk melihat - lihat bagaimana cara hidup manusia purba, lingkungan alamnya saat itu, dan juga penemuan dan teknologi yang mereka gunakan. Tidak hanya itu banyak juga koleksi di zaman kedatangan masyarakat eropa mulai dari senjata seperti meriam dan tombak yang di gunakan masyarakat indonesia. Banyak sekali artefak bukti kehidupan baik yang terbuat dari logam, besi, sampai emas. Bahkan pengunjung bisa menemukan barang rumah tangga sederhana seperti sendok, mangkok, lemari, dan masih banyak lagi.

Artefak Keramik (foto dok. pribadi)
Artefak Keramik (foto dok. pribadi)

Peralatan Upacara (foto dok. pribadi)
Peralatan Upacara (foto dok. pribadi)

Artefak Keramik (foto dok. pribadi)
Artefak Keramik (foto dok. pribadi)

Padasan (foto dok. pribadi)
Padasan (foto dok. pribadi)

Patung Hewan (foto dok. pribadi)
Patung Hewan (foto dok. pribadi)

Patung Hiasan (foto dok. pribadi)
Patung Hiasan (foto dok. pribadi)

Kerangka Hewan (foto dok. pribadi)
Kerangka Hewan (foto dok. pribadi)

Celengan (foto dok. pribadi)
Celengan (foto dok. pribadi)

Selanjutnya, saya melanjutkan untuk melihat isi dari museum ini dengan melihat koleksi kebudayaan masyarakat indonesia dari berbagai pelosok, mulai dari alat musik, baju kuno, alat angkut tradisional, seperti perahu, patung - patung artefak, dan banyak koleksi budaya lainnya. 

Alat - alat musik (foto dok. pribadi)
Alat - alat musik (foto dok. pribadi)

Alat - alat musik (foto dok. pribadi)
Alat - alat musik (foto dok. pribadi)

Tidak hanya itu, di museum tersebut juga terdapat foto - foto pahlawan serta peta dunia dan juga gambar tumbuhan dan hewan - hewan lainnya, Menurut saya ini sangat unik dan menarik sekali apalagi ada gambar sebuah lautan yang sangat indah.

Peta dunia & Gambar Pahlawan (foto dok. pribadi)
Peta dunia & Gambar Pahlawan (foto dok. pribadi)

Gambar hewan - hewan dan Tumbuhan (foto dok. pribadi)
Gambar hewan - hewan dan Tumbuhan (foto dok. pribadi)

Macam - macam kendi (foto dok. pribadi)
Macam - macam kendi (foto dok. pribadi)

Gambar Pahlawan serta Peta (foto dok. pribadi)
Gambar Pahlawan serta Peta (foto dok. pribadi)

Gambar Lautan (foto dok. pribadi)
Gambar Lautan (foto dok. pribadi)

Saya tidak memotret semua isi museum tersebut, setelah saya merasa lelah saya memutuskan untuk pulang, pada saat saya arah keluar museum terdapat dokpri yang begitu besar. Sayangnya saya tidak tahu arti dibalik simbol lingkaran karena tidak ada tourguide museum kami serta tidak ada brosur yang menjelaskan makna dari lingkaran dengan manusia, ini sangat unik sekali!

(foto dok. pribadi)
(foto dok. pribadi)

Harapan saya, semoga minat masyarakat indonesia untuk mengunjungi museum semakin meningkat. Disertai dengan kesadaran kebersihan dan kerapian lingkungan museum beserta isiinya. Bagaimana pun juga dengan terawatnya museum dapat merawat juga warisan kebudayaan masyarakat di indonesia pada masa lampau. dengan demikian, ingatan generasi masa kini dan masa depan terhadap sejarahnya bangsanya tidak terhapus dari pikirannya.

KITA INDONESIA, KITA TANAH AIR (foto dok. pribadi)
KITA INDONESIA, KITA TANAH AIR (foto dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun