Mohon tunggu...
Anggun Shinta Wati
Anggun Shinta Wati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menurut saya, hidup tanpa sebuah gagasan adalah ilusi. Maka, hiduplah dengan gagasanmu dan kau akan mati ketika berhenti berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Moderasi Beragama

15 September 2024   21:20 Diperbarui: 15 September 2024   21:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://florespedia.id

Untuk menyelesaikannya perlu ditanamkan pendekatan. Seperti peristiwa keagamaan yang berkaitan dengan masalah politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan perkembangan yang sangat pesat. Muttaqin mengemukakan, bahwa seorang mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis terhadap suatu permasalahan dan menganalisisnya sebagai usaha memecahkan masalah (Muttaqin, 2020).

Mahasiswa sebagai agen perubahan, agen penggerak bangsa yang sanggup mengubah tampilan bangsa menjadi lebih indah. Sejarah telah membuktika,  bahwa mahasiswa berperan penting dalam membangkitkan semangat kemajuan bangsa. Manusia diciptakan juga diberi akal untuk berpikir. Proses berpikir yaitu suatu hal yang wajar dan termasuk dalam fitrah manusia yang hidup. 

Berpikir kritis dalam moderasi beragama menjadi suatu proses yang dilakukan secara sengaja dan sadar, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi sekaligus pengalaman. Paul menyatakan, bahwa berpikir kritis yaitu suatu kemampuan untuk mengevaluasi secara kritis suatu kepercayaan atau keyakinan, asumsi apa yang mendasarinya dan atas dasar pandangan hidup mana asumsi tersebut terletak (Paul, 1990). 

Pengertian berpikir kritis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan, bahwa berpikir kritis merupakan tajamnya pikiran seseorang dalam melakukan analisis. Bersifat tidak mudah percaya dan selalu berusaha untuk menemukan kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan. Sebagai mahasiswa yang memiliki sikap moderat, dianjurkan untuk menanamkan sikap berpikir kritis dalam menangani dan menjawab tantangan zaman yang timbul di era sekarang ini.

Mahasiswa di era ini dianjurkan untuk dapat menyikapi moderasi beragama, mengingat banyaknya ideologi di Indonesia, karena negara Indonesia merupakan rumah besar bagi para penganut agama, dan di Indonesia ada berbagai macam agama. 

Dengan adanya hal tersebut rentan terjadinya gesekan dan perpecahan di antara pemeluk agama satu dengan pemeluk agama lainnya. Sikap moderat akan berperan penting, karena dengan sikap moderat akan mampu memaklumi bahwasanya perbedaan merupakan suatu keniscayaan. Untuk itu mahasiswa yang menanamkan sikap berpikir kritis akan dapat menghadapi permasalahan dengan baik, dan akan berpikir secara jelas juga tepat. 

Selain itu, dapat menggunakan pemikiran barunya untuk menyelesaikan masalah secara efektif. Hal tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh Ennis, bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi (Ennis, 2008: 4).

Kemampuan berpikir kritis menjadi suatu hal yang penting bagi mahasiswa khususnya warga NKRI. Mahasiswa harus memiliki sikap kritis dalam berpikir, kritis dalam berpengetahuan, dan kritis dalam bertindak. Hal tersebut harus disadari dan dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam melakukan aktivitas serta berguna sebagai motivasi untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi kejayaan bangsa dan negara. 

Pentingnya penanaman kemampuan berpikir kritis seharusnya dilakukan sejak pendidikan di tahap awal bahkan dalam pendidikan tingkat tinggi pun masih diperlukan. Dengan adanya hal tersebut, maka perlu adanya pembelajaran yang lebih banyak yang melibatkan proses pembelajaran berpikir. Keterampilan berpikir kritis tidak begitu saja tertanam dalam diri mahasiswa, untuk itu perlu pelatihan secara mendalam.

https://florespedia.id
https://florespedia.id

Indonesia sebagai negara yang majemuk, multikultural, banyak suku, agama, dan kepercayaan. Hal tersebut dapat menyebabkan gesekan paham antara sesama manusia. Oleh karena itu, perlu ditanamkan kesadaran diri yang tinggi terhadap toleransi dan pentingnya wawasan moderasi dalam beragama. Toleransi dalam Islam tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun