PROLOGUE
Di tanah yang disapu angin samudra dan diterangi mentari timur, lahirlah seorang pemimpin yang kelak akan mengubah arah sejarah Nusantara. Namanya Malik Al-Salih, putra bumi yang dipilih takdir untuk menanam benih peradaban baru di pesisir utara Sumatra. Dengan keteguhan hati dan kebijaksanaan yang melampaui zamannya, ia memimpin rakyatnya menuju era yang gemilang, mengangkat Samudra Pasai sebagai mercusuar Islam pertama di Nusantara.
Di bawah naungannya, Samudra Pasai bukan sekadar pelabuhan dagang, tetapi juga pusat penyebaran ilmu, budaya, dan keimanan. Sultan Malik Al-Salih tidak hanya mengukir namanya di atas prasasti sejarah, tetapi juga di hati mereka yang menyaksikan keadilan dan kebijaksanaannya. Melalui jejak langkahnya, ia membawa cahaya ke bumi yang haus akan harapan dan keyakinan baru. Kini, sejarah pun bersaksi bahwa seorang pemimpin sejati telah hadir, mengubah gelombang peradaban untuk selamanya.
 KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Keberadaan Kerajaan Samidera Pasai
 Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-13 M di pesisir utara Sumatra, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Aceh. Didirikan oleh Sultan Malik Al-Salih, kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Berdasarkan catatan sejarah dan sumber dari para pelancong seperti Ibnu Battuta dan Marco Polo, Samudra Pasai tumbuh sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam yang penting di Asia Tenggara.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan salah satu kerajaan penting dalam sejarah Nusantara, terutama sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Keberadaannya ditandai oleh pengaruh besar dalam bidang agama, perdagangan, dan politik. Berikut adalah rincian mengenai keberadaan kerajaan ini:
~ Letak dan Wilayah
Kerajaan Samudra Pasai terletak di jalur strategis Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur perdagangan internasional paling ramai pada masa itu. Letak ini menjadikan Samudra Pasai sebagai persinggahan utama bagi para pedagang dari Arab, India, Tiongkok, dan wilayah lain.
~ Bukti Sejarah dan Sumber Tertulis
1.Hikayat Raja-Raja Pasai: Sebuah karya sastra Melayu yang menceritakan asal-usul dan sejarah Samudra Pasai, termasuk peran Sultan Malik Al-Salih sebagai pendiri kerajaan.
2.Catatan Marco Polo (1292): Dalam perjalanannya, Marco Polo menyebut adanya kerajaan Islam di Sumatra yang sudah mapan dan terlibat dalam perdagangan internasional.
3.Catatan Ibnu Battuta (1345-1346): Ibnu Battuta, seorang penjelajah dari Maroko, mencatat bahwa Samudra Pasai adalah pusat studi Islam yang berkembang pesat dan menjadi tempat persinggahan para ulama.
4.Prasasti dan Nisan: Makam Sultan Malik Al-Salih di Aceh Utara menjadi salah satu bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini. Nisan-nisan bercorak Islam dengan tulisan Arab menunjukkan bahwa Islam telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
~Peran dalam Penyebaran Islam
Sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudra Pasai memainkan peran penting dalam proses Islamisasi wilayah Sumatra dan sekitarnya. Ulama dari berbagai daerah datang ke Samudra Pasai untuk berdakwah, dan dari sini Islam menyebar ke wilayah lain, seperti Malaka, Jawa, dan Kalimantan.
~ Hubungan Internasional
Samudra Pasai menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan berbagai kerajaan dan kekhalifahan Islam, termasuk Kesultanan Delhi, Kekaisaran Tiongkok, dan Timur Tengah. Hubungan ini memperkuat posisi Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan dan keagamaan yang berpengaruh di Asia Tenggara.
~ Keberadaan Ekonomi dan Perdagangan
Ekonomi Samudra Pasai didukung oleh perdagangan komoditas seperti lada, emas, kain sutra, dan rempah-rempah. Sistem mata uang berupa koin emas, yang disebut dirham Pasai, memperkuat perdagangan domestik dan internasional, menjadikan Samudra Pasai pusat ekonomi yang maju.
~ Masa Kemunduran
Masa kejayaan Samudra Pasai berakhir pada abad ke-15 akibat serangan dari Kerajaan Majapahit dan kemudian oleh Kesultanan Aceh Darussalam. Pada akhirnya, Samudra Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh, tetapi warisan budayanya tetap berpengaruh hingga masa kini.
~ Warisan Samudra Pasai
1.Budaya Islam Melayu: Samudra Pasai memainkan peran besar dalam membentuk budaya Islam Melayu yang menjadi fondasi berbagai kerajaan Islam berikutnya di Nusantara.
2.Naskah Kuno: Banyak naskah kuno dari Samudra Pasai yang menjadi referensi penting dalam sejarah dan budaya Islam di Indonesia.
3.Makna Sejarah: Samudra Pasai dikenang sebagai simbol awal mula peradaban Islam di Nusantara, menjadikannya tonggak penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
Wilayah Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berada di wilayah pesisir utara Pulau Sumatra, yang saat ini masuk dalam Provinsi Aceh, khususnya di sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara. Secara geografis, wilayah ini sangat strategis karena terletak di jalur perdagangan Selat Malaka, yang menjadi salah satu jalur perdagangan internasional tersibuk di dunia pada masa itu.
Wilayah Inti
Wilayah inti Samudra Pasai mencakup daerah pesisir dan daratan di sekitar:
*Pasai: Pusat pemerintahan dan perdagangan utama kerajaan.
*Samudra: Salah satu kota besar yang menjadi pusat kegiatan politik dan keagamaan.
Wilayah Pengaruh
Wilayah pengaruh Samudra Pasai meluas ke berbagai daerah di sekitarnya, mencakup:
*Pantai Timur Sumatra: Meliputi daerah-daerah pesisir yang terhubung langsung dengan Selat Malaka.
Wilayah Pedalaman Aceh: Di mana Islam mulai menyebar melalui dakwah para ulama yang berpusat di Samudra Pasai.
Kawasan Perdagangan Selat Malaka: Menjalin hubungan dagang dengan wilayah lain seperti Malaka, Sumatra bagian selatan, dan Semenanjung Malaya.
Pengaruh Regional
*Malaka: Hubungan dagang dan keagamaan antara Samudra Pasai dan Malaka sangat kuat, sehingga Malaka banyak terinspirasi oleh sistem pemerintahan dan keislaman Samudra Pasai.
*Jawa dan Kalimantan: Melalui jalur perdagangan, pengaruh Islam dari Samudra Pasai mulai menyebar ke wilayah-wilayah ini.
Posisi Strategis
Posisi Samudra Pasai di Selat Malaka memberikan keuntungan besar dalam mengontrol perdagangan rempah-rempah, emas, kain sutra, dan komoditas lainnya. Dengan wilayah yang mencakup jalur laut utama, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dan pintu masuk penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Peta Perkiraan Wilayah Samudra Pasai:
Meskipun tidak ada peta pasti dari masa itu, wilayah Samudra Pasai dapat diperkirakan meliputi
*Utara: Berbatasan dengan Selat Malaka.
*Timur: Menjangkau wilayah pesisir timur Sumatra.
*Barat: Berbatasan dengan wilayah pedalaman Aceh.
*Selatan: Wilayah-wilayah pedalaman yang masih terhubung melalui jalur sungai dan daratan.
*Wilayah kerajaan ini terus berkembang dan berinteraksi dengan kerajaan-kerajaan lain, menjadikannya salah satu pusat kebudayaan dan agama Islam di Nusantara.
Samudera Pasai Sebagai Poros Maritim di Asia Tenggara
Kerajaan Samudra Pasai memainkan peran penting sebagai poros maritim di Asia Tenggara pada abad ke-13 hingga ke-15 M. Letaknya yang strategis di pesisir utara Pulau Sumatra, tepat di jalur Selat Malaka, menjadikannya pusat perdagangan, budaya, dan penyebaran agama Islam. Berikut adalah faktor-faktor yang menjadikan Samudra Pasai sebagai poros maritim di Asia Tenggara:
1. Letak Strategis di Jalur Perdagangan Selat Malaka
Selat Malaka merupakan jalur perdagangan internasional yang menghubungkan wilayah Barat (Arab, Persia, dan India) dengan wilayah Timur (Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara). Samudra Pasai, yang berada di tengah jalur ini, menjadi pelabuhan penting yang disinggahi para pedagang dari berbagai bangsa. Posisi ini memungkinkan Samudra Pasai mengontrol aliran komoditas penting seperti:
*Lada (komoditas utama)
*Emas
*Rempah-rempah
*Kain sutra dan kapas
*Keramik dari Tiongkok
2. Peran sebagai Pusat Perdagangan Internasional
Samudra Pasai menjadi pusat distribusi barang dari luar Nusantara ke wilayah-wilayah lain di Asia Tenggara. Para pedagang dari India, Arab, Tiongkok, dan Nusantara bertemu di pelabuhan Samudra Pasai untuk berdagang. Hal ini menciptakan integrasi ekonomi regional dan memperkuat posisi Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan.
3. Pengembangan Infrastruktur Maritim
Sebagai kerajaan maritim, Samudra Pasai memiliki pelabuhan-pelabuhan yang maju dengan fasilitas untuk bongkar muat kapal dagang. Keberadaan kapal-kapal besar yang datang dari berbagai wilayah membuktikan bahwa Samudra Pasai memiliki sistem pelabuhan yang efisien dan mampu menangani perdagangan skala besar.
4. Pusat Penyebaran Islam Melalui Jalur Maritim
Samudra Pasai tidak hanya menjadi pusat perdagangan, tetapi juga pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Melalui jalur maritim, para pedagang Muslim membawa ajaran Islam ke wilayah-wilayah seperti:
*Malaka
*Jawa
*Kalimantan
*Filipina Selatan
Islam berkembang pesat di wilayah-wilayah ini berkat interaksi yang intens antara pedagang dan masyarakat setempat
5. Hubungan Diplomatik dan Jaringan Maritim Internasional
Samudra Pasai menjalin hubungan diplomatik dengan kekuatan maritim lain seperti:
*Kesultanan Delhi di India
*Dinasti Yuan dan Ming di Tiongkok
*Kerajaan Arab dan Persia
Hubungan ini memperkuat posisi Samudra Pasai sebagai bagian dari jaringan maritim global yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Afrika.
6. Mata Uang Dirham Pasai
Penggunaan dirham Pasai sebagai mata uang memperkuat peran Samudra Pasai dalam perdagangan internasional. Mata uang ini diterima luas di kawasan Asia Tenggara, memperkuat integrasi ekonomi antarnegara dan menegaskan peran Samudra Pasai sebagai pusat keuangan regional.
7. Perkembangan Budaya Maritim
Budaya maritim Samudra Pasai tercermin dalam kehidupan masyarakat yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan. Tradisi pelayaran, perdagangan, dan interaksi antarbangsa menjadi bagian integral dari identitas budaya kerajaan ini.
Dari Meurah Silue Menjadi Sultan Malikussaleh
Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh adalah bagian penting dari sejarah Islam di Nusantara, khususnya dalam pembentukan Kesultanan Samudera Pasai di Aceh. Perubahan ini menggambarkan proses Islamisasi di wilayah tersebut, yang berpengaruh besar terhadap perkembangan sosial, politik, dan budaya di Sumatra dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya.
1. Latar Belakang Meurah Silu
Meurah Silu adalah seorang tokoh lokal di wilayah Aceh yang memiliki pengaruh besar di antara masyarakat setempat sebelum memeluk Islam. Nama "Meurah" dalam bahasa Aceh berarti "pemimpin" atau "bangsawan". Silu kemungkinan merujuk pada daerah asal atau gelar khas. Sebelum masuk Islam, Meurah Silu dikenal sebagai penguasa tradisional yang dihormati oleh masyarakat sekitar karena kekuatan dan kebijaksanaannya.
2. Proses Islamisasi
Meurah Silu konon memeluk Islam setelah bertemu dengan para pedagang Muslim, yang aktif berdagang di wilayah pesisir Sumatra. Dalam beberapa catatan sejarah, seperti Hikayat Raja-raja Pasai, disebutkan bahwa Meurah Silu mendapat mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, yang memberinya nama baru, "Malikussaleh" (artinya "Raja yang Saleh"). Setelah memeluk Islam, Meurah Silu bertekad untuk menyebarkan agama Islam di wilayah kekuasaannya dan membangun pemerintahan yang berlandaskan ajaran Islam.
3. Pengukuhan sebagai Sultan Malikussaleh
Meurah Silu kemudian mendirikan Kesultanan Samudera Pasai sekitar abad ke-13, menjadikannya sultan pertama dengan gelar Sultan Malikussaleh. Kesultanan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara dan pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut. Dengan gelar Sultan Malikussaleh, ia memimpin pemerintahan berdasarkan syariat Islam dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam sistem hukum dan administrasi.
4. Signifikansi Sultan Malikussaleh
Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan Islam yang penting. Letak strategisnya di Selat Malaka menjadikan Samudera Pasai sebagai perantara perdagangan antara dunia Islam, India, dan Cina. Kesultanan ini juga menjadi tempat belajar bagi ulama dan penyebar agama Islam di wilayah Asia Tenggara.
5. Warisan Sultan Malikussaleh
Sultan Malikussaleh wafat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Gampong Samudera, Aceh Utara. Makamnya menjadi situs sejarah yang penting hingga kini. Kesultanan Samudera Pasai menjadi inspirasi bagi perkembangan kerajaan Islam lainnya di Nusantara, seperti Kesultanan Malaka dan Kesultanan Aceh Darussalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI