Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh adalah bagian penting dari sejarah Islam di Nusantara, khususnya dalam pembentukan Kesultanan Samudera Pasai di Aceh. Perubahan ini menggambarkan proses Islamisasi di wilayah tersebut, yang berpengaruh besar terhadap perkembangan sosial, politik, dan budaya di Sumatra dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya.
1. Latar Belakang Meurah Silu
Meurah Silu adalah seorang tokoh lokal di wilayah Aceh yang memiliki pengaruh besar di antara masyarakat setempat sebelum memeluk Islam. Nama "Meurah" dalam bahasa Aceh berarti "pemimpin" atau "bangsawan". Silu kemungkinan merujuk pada daerah asal atau gelar khas. Sebelum masuk Islam, Meurah Silu dikenal sebagai penguasa tradisional yang dihormati oleh masyarakat sekitar karena kekuatan dan kebijaksanaannya.
2. Proses Islamisasi
Meurah Silu konon memeluk Islam setelah bertemu dengan para pedagang Muslim, yang aktif berdagang di wilayah pesisir Sumatra. Dalam beberapa catatan sejarah, seperti Hikayat Raja-raja Pasai, disebutkan bahwa Meurah Silu mendapat mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, yang memberinya nama baru, "Malikussaleh" (artinya "Raja yang Saleh"). Setelah memeluk Islam, Meurah Silu bertekad untuk menyebarkan agama Islam di wilayah kekuasaannya dan membangun pemerintahan yang berlandaskan ajaran Islam.
3. Pengukuhan sebagai Sultan Malikussaleh
Meurah Silu kemudian mendirikan Kesultanan Samudera Pasai sekitar abad ke-13, menjadikannya sultan pertama dengan gelar Sultan Malikussaleh. Kesultanan Samudera Pasai menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara dan pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut. Dengan gelar Sultan Malikussaleh, ia memimpin pemerintahan berdasarkan syariat Islam dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam sistem hukum dan administrasi.
4. Signifikansi Sultan Malikussaleh
Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan Islam yang penting. Letak strategisnya di Selat Malaka menjadikan Samudera Pasai sebagai perantara perdagangan antara dunia Islam, India, dan Cina. Kesultanan ini juga menjadi tempat belajar bagi ulama dan penyebar agama Islam di wilayah Asia Tenggara.
5. Warisan Sultan Malikussaleh
Sultan Malikussaleh wafat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Gampong Samudera, Aceh Utara. Makamnya menjadi situs sejarah yang penting hingga kini. Kesultanan Samudera Pasai menjadi inspirasi bagi perkembangan kerajaan Islam lainnya di Nusantara, seperti Kesultanan Malaka dan Kesultanan Aceh Darussalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI