Sungkeman menjadi salah satu tradisi yang ada di keluarga saya saat lebaran tiba, tetapi hanya kami yang berada pada lingkup keluarga inti. Halal Bihalal sendiri biasanya akan kami lakukan di luar rumah, seperti dengan tetangga ataupun keluarga besar.
Saat berkumpul dengan keluarga besar banyak saudara yang saya temui, semua berkumpul menjadi satu. Dari agenda kumpul keluarga tersebut, biasanya kami akan saling bertukar cerita dan bercengkrama berbagi tawa.
Ada sanak saudara yang jarang kita temui akan dapat kita lihat saat kumpul keluarga tersebut dan tentunya berbagi THR (Tunjangan Hari Raya) akan menjadi hal yang paling saya nantikan.
Pada acara kumpul keluarga, biasanya saya akan menemukan banyak sekali perbedaan maupun persamaan budaya yang ada pada keluarga besar saya. Seperti tata cara sungkeman atau maaf-maafan yang ada di setiap keluarga di keluarga besar saya.
Saya bertanya kepada kedua orang sepupu saya mengenai tradisi sungkeman yang ada pada keluarga mereka. Ternyata, masing-masing dari keluarga mereka memiliki ciri khas sungkeman yang berbeda.
“Biasanya kalo maaf-maafan gitu tuh paling cuma salim sama bapak, mama, kakak, terus cium pipi kanan kiri aja, ga sampe yang sungkeman berlutut gitu sih” pernyataan dari Nurhena, salah satu sepupu perempuan saya.
Jika dilihat dari tradisi di keluarga Nurhena, kegiatan maaf-maafan di keluarganya bukan seperti sungkeman yang keluarga saya lakukan.
Berdasarkan pernyataan Nurhena tersebut juga semakin meyakinkan saya bahwa dalam lingkup keluarga saja masih ada banyak perbedaan budaya di dalamnya.
Saya juga bertanya kepada sepupu saya yang lain mengenai tradisi sungkeman atau maaf-maafan yang ada di keluarganya. “Kalau dirumah sih, biasanya kalo udah abis pulang Sholat Ied semuanya pada kumpul dulu di ruang keluarga, terus abis itu Ibu sama Ayah duduk di kursi, nah anak-anaknya berlutut sungkeman gitu satu-satu.” tutur Rismi, sepupu saya yang lainnya.
Sangat terlihat jelas perbedaan sungkeman yang ada pada kedua keluarga tersebut. Keluarga Nurhena memiliki perbedaan gaya maaf-maafan atau sungkeman dengan keluarga Rismi, begitu pula sebaliknya.
Tentunya, masih banyak sekali perbedaan budaya yang ada pada setiap keluarga, untuk itu saya akan bertanya lebih lanjut mengenai kebiasaan keluarga mereka saat berlebaran di kampung halaman mereka.